TEMPO.CO, Sumbawa - Fatuhari Matu’an, 60 tahun, ayah Hery Setiawan, 32 tahun--TKI yang tewas di Malaysia--menuding aparat kepolisian di Negeri Jiran itu kejam. ”Dia ke Malaysia untuk mencari nafkah, kok malah ditembak. Polisi Malaysia kejam sekali,” katanya kepada Tempo di Dusun Juru Mapin Atas, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 17 Oktober 2013.
Fatuhari mengisahkan, Hery sudah tiga kali berusaha ke Malaysia, menyusul adik perempuannya, Nurul Asmawati, yang menetap di sana. Keinginan Hery baru terwujud ketika dia bisa berangkat pada 9 September 2013 lalu. ”Belum lama dia di sana, malah yang pulang jenazahnya,” ujar Fatuhari.
Hery adalah anak ketiga Fatuhari dari istrinya Siti Maryam. Dia merantau ke Malaysia meninggalkan putrinya yang berusia dua tahun, Sora Putri. Hery, yang hanya berpendidikan kelas 2 sekolah menengah pertama itu, menikah dengan Nurhayati, 30 tahun, pada 2001 lalu.
”Dia belum sempat mengirimkan uang penghasilannya kepada keluarganya,” ucap Fatuhari, didampingi oleh Nurhayati, yang menggendong anaknya.
Nur Hidayah, 29 tahun, istri Wahyudi, 27 tahun, korban lainnya, juga menyesalkan kekejaman polisi Malaysia. Semula Nur tidak yakin suaminya menjadi salah satu dari empat TKI yang menjadi korban penembakan polisi Malaysia.
Baca Juga:
"Kok suami saya dituduh ...