TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X tampak ikut serta memberikan pengarahan dalam gladi bersih prosesi panggih pengantin dalam pernikahan putrinya di bangsal Kencana, Sabtu 19 Oktober 2013. Pada 21-23 Oktober 2013 ini adalah prosesi terakhirnya sebagai ayah untuk menikahkan putrinya. Putri keempat yang akan menikah adalah Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng pangeran Haryo Notonegroro asal Kudus, Jawa Tengah.
Gladi bersih prosesi panggih dilakukan dua kali. Mulai dari kedatangan Notonegoro dari bangsal Kasatriyan yang kemudian bertemu Hayu di bangsal Kencana. Sultan ikut mengarahkan Hayu saat menjalani ritual pondhongan yang dilakukan Notonegoro dengan adik Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo Suryodiningrat.
Sultan pun ikut membantu panitia mengarahkan posisi cameramen dan fotografer yang akan mengambil gambar nantinya. Usai gladi bersih, Sultan menyempatkan diri menyambangi wartawan yang datang. “Tanggung jawa saya sebagai ayah selesai, karena telah menikahkan semua anak-anak saya,” kata Sultan.
Dia dikaruniai empat orang anak yang semuanya perempuan. Dia berharap agar anak-anaknya dapat hidup harmonis, saling menghormati pasangannya, saling membangun kebersamaan tanpa membuka kekurangan masing-masing.
Lantaran pekan depan adalah mantu terakhirnya, Sultan pun meminta ikut serta dalam kirab kereta dari Pagelaran Keraton Yogyakarta ke bangsal Kepatihan untuk mengikuti resepsi pada 23 Oktober.
Baca Juga:
“Karena ini yang terakhir. Dan baru sekali ini naik kereta itu (kereta Kyai Winomoputra). Sekaligus untuk membangun imej kebudayaan dan pariwisata Yogyakarta,” kata Sultan.
Usai menikah, baik Hayu maupun Notonegoro akan tinggal di New York, Amerika Serikat.
Lantaran Notonegoro terikat kontrak empat tahun sebagai staf PBB, sedangkan HAyu akan melanjutkan sekolah di sana sekitar 2,5 tahun. “Enggak apa-apa, sudah biasa (ditinggal anak-anak). Notonegoro kan, kontraknya kurang tiga tahun. Nanti mereka bisa sama-sama selesai,” kata Sultan.
Selama prosesi pernikahan putrinya, Sultan menyatakan hanya cuti dua hari. Tepatnya pada 22 dan 23 Oktober. Pada 21 Oktober, dia menyatakan diri tetap masuk kerja. “Kan 21 Oktober hanya ritual yang dilakukan para putrid (para perempuan),” kata Sultan.
PITO AGUSTIN RUDIANA