Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Panitia Sultan Mantu Cemaskan Kereta dan Kuda

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Sejumlah abdi dalem mempersiapkan kereta Kyai Jongwiyat untuk mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro di Museum Kereta Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10). Kereta Jongwiyat ini akan dipergunakan sebagai kereta pengantin saat kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro 23 Oktober 2013 mendatang. TEMPO/Suryo Wibowo.
Sejumlah abdi dalem mempersiapkan kereta Kyai Jongwiyat untuk mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro di Museum Kereta Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10). Kereta Jongwiyat ini akan dipergunakan sebagai kereta pengantin saat kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro 23 Oktober 2013 mendatang. TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Kirab Kereta Keraton yang juga adik Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendara Pangeran Haryo Yudoningrat beberapa kali mengginggit bibir bawahnya. Dia mengaku khawatir dengan pelaksanaan kirab kereta pengantin pada 23 Oktober mendatang. Lantaran waktu penyelenggaraan kirab pada pagi hari, bukan sore hari seperti sebelumnya. “Sebelum jam 08.00 WIB, semua kuda harus udah siap. Ini yang sulit,” kata Yudoningrat mengungkapkan uneg-unegnya di bangsal Kencana Keraton Yogyakarta, Sabtu 19 Oktober 2013.

Total ada 68 ekor kuda yang menarik 12 kereta maupun yang menjadi kuda tunggangan. Dari jumlah tersebut, 26 ekor kuda di antaranya adalah kuda kavaleri yang didatangkan dari Bandung. Sisanya adalah kuda-kuda lokal. Menurut Yudoningrat, mengurus kuda-kuda kavaleri lebih mudah, karena yang mengurus adalah tentara yang mempunyai disiplin tinggi. “Kalau tentara, jam 08.00 WIB pasti sudah siap. Tapi yang sipil ini (pengurus kuda-kuda lokal) yang susah,” kata Yudoningrat.

Padahal jumlah kereta yang ditarik pada pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro ada 12 kereta. Jumlah itu lebih banyak ketimbang lima kereta yang mengiringi kirab pernikahan putrid Sultan sebelumnya, GKR Bendara dengan KPH Yudonegoro pada 18 Oktober 2011 lalu. Sehingga pengaturan waktu sangat penting dilakukan.

Belum lagi laju kirab kereta akan lambat karena terhalang lautan manusia yang menonton di tepi jalan sebagaimana kirab pernikahan pada 2011.  “Saya akan minta para pengurus kuda itu menginap di Pracimosono. Nanti ada tenda di sana,” kata Yudoningrat yang juga Kepala Dinas Kebudayaan DIY.

Sementara itu, pengurusan kuda-kuda kavaleri juga mendapat perhatian khusus. Kuda yang baru tiba di Yogyakarta pada 17 Oktober dengan naik tujuh truk itu diistirahatkan di Kamendungan, alun-alun selatan. Kuda-kuda kavaleri khusus untuk menarik kereta yang ditumpangi pasangan pengantin, Sultan dan permaisuri, serta Paku Alam IX. "Karena kudanya tinggi dan gagah,” kata Yudoningrat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar kuda-kuda kavaleri tersebut jinak saat menarik kereta yang berjalan lambat, maka kuda-kuda tersebut harus dibuat lelah terlebih dahulu. Misalnya, sebelum kirab, kuda-kuda tersebut diajak putar-putar alun-alun. Selain itu, kuda-kuda kavaleri tidak akan dicampur dengan kuda-kuda lokal.  “Komandan Kavalerinya akan langsung memimpin kirab,” kata Yudoningrat.

Selain itu, ada 14 personil pasukan kavaleri yang mengawal dengan menunggang kuda. Empat personil mengawal di belakang kereta pengantin, serta masing-masing lima personil mengawal di belakang kereta Sultan dan Paku Alam.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

6 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

13 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

40 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

45 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

47 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.