TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Kirab Kereta Keraton yang juga adik Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendara Pangeran Haryo Yudoningrat beberapa kali mengginggit bibir bawahnya. Dia mengaku khawatir dengan pelaksanaan kirab kereta pengantin pada 23 Oktober mendatang. Lantaran waktu penyelenggaraan kirab pada pagi hari, bukan sore hari seperti sebelumnya. “Sebelum jam 08.00 WIB, semua kuda harus udah siap. Ini yang sulit,” kata Yudoningrat mengungkapkan uneg-unegnya di bangsal Kencana Keraton Yogyakarta, Sabtu 19 Oktober 2013.
Total ada 68 ekor kuda yang menarik 12 kereta maupun yang menjadi kuda tunggangan. Dari jumlah tersebut, 26 ekor kuda di antaranya adalah kuda kavaleri yang didatangkan dari Bandung. Sisanya adalah kuda-kuda lokal. Menurut Yudoningrat, mengurus kuda-kuda kavaleri lebih mudah, karena yang mengurus adalah tentara yang mempunyai disiplin tinggi. “Kalau tentara, jam 08.00 WIB pasti sudah siap. Tapi yang sipil ini (pengurus kuda-kuda lokal) yang susah,” kata Yudoningrat.
Padahal jumlah kereta yang ditarik pada pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro ada 12 kereta. Jumlah itu lebih banyak ketimbang lima kereta yang mengiringi kirab pernikahan putrid Sultan sebelumnya, GKR Bendara dengan KPH Yudonegoro pada 18 Oktober 2011 lalu. Sehingga pengaturan waktu sangat penting dilakukan.
Belum lagi laju kirab kereta akan lambat karena terhalang lautan manusia yang menonton di tepi jalan sebagaimana kirab pernikahan pada 2011. “Saya akan minta para pengurus kuda itu menginap di Pracimosono. Nanti ada tenda di sana,” kata Yudoningrat yang juga Kepala Dinas Kebudayaan DIY.
Sementara itu, pengurusan kuda-kuda kavaleri juga mendapat perhatian khusus. Kuda yang baru tiba di Yogyakarta pada 17 Oktober dengan naik tujuh truk itu diistirahatkan di Kamendungan, alun-alun selatan. Kuda-kuda kavaleri khusus untuk menarik kereta yang ditumpangi pasangan pengantin, Sultan dan permaisuri, serta Paku Alam IX. "Karena kudanya tinggi dan gagah,” kata Yudoningrat.
Baca Juga:
Agar kuda-kuda kavaleri tersebut jinak saat menarik kereta yang berjalan lambat, maka kuda-kuda tersebut harus dibuat lelah terlebih dahulu. Misalnya, sebelum kirab, kuda-kuda tersebut diajak putar-putar alun-alun. Selain itu, kuda-kuda kavaleri tidak akan dicampur dengan kuda-kuda lokal. “Komandan Kavalerinya akan langsung memimpin kirab,” kata Yudoningrat.
Selain itu, ada 14 personil pasukan kavaleri yang mengawal dengan menunggang kuda. Empat personil mengawal di belakang kereta pengantin, serta masing-masing lima personil mengawal di belakang kereta Sultan dan Paku Alam.
PITO AGUSTIN RUDIANA