TEMPO.CO, Surakarta- Surakarta tengah berjuang menjadi kota yang masuk kategori tujuh kota keajaiban dunia baru. Saat ini Surakarta sudah masuk dalam 77 besar kota di dunia dari 1.200 kota di 220 negara yang menjadi nominasi.
Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menargetkan Surakarta masuk 28 besar dunia. Ia menilai Surakarta layak ditabalkan menjadi kota keajaiban dunia baru. "Solo adalah kota cagar budaya. Banyak peninggalan sejarah yang menjadi keunikan Solo," ujar Hadi seusai pencanangan gerakan dukungan Surakarta untuk tujuh kota keajaiban dunia baru atau New 7 Wonders Cities, di kawasan Sriwedari, Minggu pagi, 20 Oktober 2013.
Misalnya ada kereta uap kuno Jaladara, Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran, benteng Vastenburg, museum Radya Pustaka, dan museum keris yang saat ini tengah dibangun. Ada pula kesenian seperti wayang orang.
Dia berharap masyarakat berbondong-bondong menyatakan dukungannya. Caranya dengan mengunggah foto-foto yang menampilkan keunikan Solo di situs resmi penyelenggara.
Meski gerakan dukungan dicanangkan hari ini, faktanya pemberian dukungan ke situs penyelenggara ditutup pada 21 Oktober 2013. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta, Yosca Herman Soedrajad, berdalih baru tahu Surakarta masuk 77 besar dunia seminggu lalu.
"Setelah tahu, kami langsung mengadakan sosialisasi. Dan hari ini puncak kegiatan untuk memberikan dukungan," katanya. Dia mengatakan keterlambatan mengetahui informasi disebabkan selama ini tidak pernah ada pemberitahuan resmi dari penyelenggara.
Dia menyiapkan kirab yang diikuti siswa dari berbagai sekolah yang membawa bendera merah-putih, siswa yang naik becak sambil mengunggah foto tentang Solo, model red batik, dan kereta Jaladara yang sengaja dijalankan untuk mendukung promosi kota.
"Harapannya, masyarakat yang menyaksikan akan memfoto dan mengunggah ke situs penyelenggara New 7 Wonders Cities," ujarnya.
Hadi mengaku optimistis Surakarta bisa masuk dalam 28 besar dunia. Namun dia menilai kemenangan bukan yang paling penting. "Semakin naik peringkatnya, berarti Solo makin dikenal. Dan itu penting untuk menarik minat wisatawan berkunjung," katanya.
Yosca menegaskan, naiknya peringkat Surakarta semata dari peran masyarakat. Dia menampik ada kompensasi atau uang yang dibayar ke penyelenggara agar Surakarta menang. "Kami tidak pernah berhubungan dengan panitia. Semuanya murni dari dukungan masyarakat agar Surakarta masuk 28 besar dan akhirnya tujuh besar dunia," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Baca juga:
Menikmati Lontong Stengkel di Malam Hari
Pelancong Termuda Kunjungi 196 Negara di Dunia
Festival Taka Bonerate Masih Terhambat Akses
Akses ke Gunung Semeru dari Malang Ditutup