Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Kereta Keraton Yogya Ditutup Sementara  

image-gnews
Kereta Kyai Jongwiyat mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dari Museum Kereta Keraton menuju Pendopo Kepatihan Yogyakarta (11/10/2013).  TEMPO/Suryo Wibowo.
Kereta Kyai Jongwiyat mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dari Museum Kereta Keraton menuju Pendopo Kepatihan Yogyakarta (11/10/2013). TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejak Ahad (20/10), museum kereta di Keraton Yogyakarta ditutup untuk sementara. Gerbang utamanya terkunci rapat. Dari pintu samping bagian belakang, terlihat sekelompok lelaki tampak meriung di dalam gedung.

Menjelang prosesi pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, beberapa orang sibuk mengurai tali kekang kuda. Di sudut lain, dua orang lelaki terlihat mengelap badan kereta. “Dari kemarin museumnya tutup,” kata seorang lelaki kepada Tempo, Senin (21/10). Tangannya tak berhenti menjajar untaian tali kekang. “Semua informasi untuk wartawan, silakan datang ke media center saja,” katanya, tak beranjak dari tempatnya berdiri.

Itulah Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang menempati bangunan berarsitektur Jawa. Di situlah Keraton menyimpan koleksi kereta kudanya, termasuk kereta yang akan digunakan dalam acara pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan calon suaminya, Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro.

Letak museum itu tak jauh dari Alun-Alun Utara. Persisnya, di sebelah barat Keraton. Di bagian kiri halamam museum, sebuah kandang kuda berdiri. Di hari biasa, museum dibuka untuk wisatawan asing dan domestik.

Perhelatan dhaup ageng akan dimeriahkan kirab 12 kereta milik Keraton pada Rabu, 23 Oktober mendatang. Ada 68 ekor kuda yang akan menarik belasan kereta itu. Salah satu kereta di antaranya cukup istimewa, yakni Kereta Jongwiyat, yang akan ditumpangi pasangan pengantin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kesibukan di museum terlihat tak sekadar persiapan fisik kereta. Di depan sebuah ruangan, di samping kiri gedung museum, berlembar-lembar kertas terpapang menempel di dinding. Isinya pembagian tugas bagi kusir, pengiring, hingga kernet kereta.

Dari catatan di atas kertas itu, Kereta Jongwiyat akan dikusiri B. Roto Prasetyo. Adapun penongsong-nya, M.W. Purwo Sumantri. Selain itu, ada enam orang lain yang bertugas sebagai pengamping kereta itu.

Seperti Jongwiyat, kereta lain yang akan digunakan dalam kirab pernikahan itu juga ditangani rata-rata lima hingga sepuluh orang. Selain menumpang di atas kereta, sebagian dari mereka berjalan di kanan dan kiri, mengiringi kereta.

ANANG ZAKARIA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

9 Januari 2024

Prosesi Siraman Dhaup Ageng Pura Pakualaman Selasa, 9 Januari 2024. Dok. Pura Pakualaman
Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Calon pengantin Dhaup Ageng atau pernikahan agung yang digelar Pura Pakualaman Yogyakarta menjalani prosesi siraman.


Wisatawan Jangan Cari Jajanan di Sekitar Pura Pakualam Yogyakarta

5 Januari 2019

Pura Pakualaman Yogya bersiap menggelar Dhaup Ageng. Tempo/Pribadi Wicaksono
Wisatawan Jangan Cari Jajanan di Sekitar Pura Pakualam Yogyakarta

Resepsi pernikahan putera Mahkota Pura Pakualam Yogyakarta berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 5 - 6 Januari 2019.


Putri Sultan Dapat Kado Tea Set dari Presiden SBY

25 Oktober 2013

Ribuan warga berebut mengabadikan kereta Kyai Wimono Putro yang ditumpangi Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas saat berlangsungnya kirab pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro di jalan Malioboro, Yogyakarta (23/10).  TEMPO/Suryo Wibowo.
Putri Sultan Dapat Kado Tea Set dari Presiden SBY

Ada amplop berisi kartu yang berfungsi sebagai kunci kamar hotel.


Angpau Pernikahan Anak Sultan Yogya Mulai Dihitung

24 Oktober 2013

Pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada warga saat meninggalkan Keraton Yogyakarta untuk mengikuti kirab di Yogyakarta (23/10/2013). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton. TEMPO/Suryo Wibowo.
Angpau Pernikahan Anak Sultan Yogya Mulai Dihitung

Usai penghitungan sumbangan tamu, petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemungkinan akan ke Keraton.


Dua Tari Klasik di Pernikahan Agung Keraton Yogya  

23 Oktober 2013

Anak-anak dan menantu Sri Sultan Hamengkubuwono X berfoto bersama (ki-ka) KPH Yudonegoro, GKR Bendara (putri bungsu), KPH Wiranegara, GKR Pembayun (putri sulung), GKR Hayu (putri keempat), KPH Notonegoro, GKR Condrokirono (putri kedua), GKR Maduretno (putri ketiga), dan KPH Purbodiningrat di Bangsal Kesatriyan, kompleks Keraton Yogyakarta, (22/10). TEMPO/Suryo Wibowo.
Dua Tari Klasik di Pernikahan Agung Keraton Yogya  

Tari Bedhaya Manten Sangaskara dan Tari Lawung Ageng ditampilkan dalam pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X.


Usai Kirab Pengantin, Sampah Malioboro Lima Ton  

23 Oktober 2013

Kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melewati kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta (23/10). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton dan diamankan oleh 3000an relawan. TEMPO/Suryo Wibowo.
Usai Kirab Pengantin, Sampah Malioboro Lima Ton  

Volume sampah di kawasan Malioboro, usai berlangsungnya kirab pengantin keraton, sekitar lima ton.


Royal Weding Yogya Diberitakan Media Inggris

23 Oktober 2013

Pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada warga saat meninggalkan Keraton Yogyakarta untuk mengikuti kirab di Yogyakarta (23/10/2013). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton. TEMPO/Suryo Wibowo.
Royal Weding Yogya Diberitakan Media Inggris

Dalam laporannya, Daily mail juga menampilkan banyak foto selama proses adat berlangsung.


Pengantin Keraton Dikirab, Toko di Malioboro Tutup  

23 Oktober 2013

Kereta Kyai Jongwiyat mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dari Museum Kereta Keraton menuju Pendopo Kepatihan Yogyakarta (11/10/2013).  TEMPO/Suryo Wibowo.
Pengantin Keraton Dikirab, Toko di Malioboro Tutup  

Sejak pagi hari, masyarakat memadati Jalan Malioboro hingga memenuhi emperan toko.


Resepsi Nikah Putri Sultan Bersuasana Hijau Tosca

23 Oktober 2013

Resepsi Nikah Putri Sultan Bersuasana Hijau Tosca

Putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, suka warna hijau tosca dan ungu.


Kirab Putri Sultan, Polisi Berseru Awas Copet  

23 Oktober 2013

GKR Hayu dan KPH Notonegoro saling melempar sirih saat prosesi Panggih di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10). Prosesi Panggih yang mempertemukan kedua pengantin dan Pondongan yang memberi penghormatan kepada putri raja setelah diperistri oleh laki-laki dari kalangan rakyat biasa ini merupakan acara penting prosesi pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dan akan diikuti oleh kirab pengantin besok Rabu (23/10). TEMPO/Suryo Wibowo
Kirab Putri Sultan, Polisi Berseru Awas Copet  

Dua polisi berdiri di atas mobil terus menerus memperingatkan pengunjung agar waspada terhadap copet.