TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai makhluk sosial, manusia sangat tidak bisa lepas dari kehidupan sosialnya. Dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, bermasyarakat, hingga pendidikan, kebersosialan manusia sangatlah penting.
Dalam buku berjudul Social: Why Our Brains Are Wired to Connect, seorang profesor psikologi dan psikiatri dari Universitas California Los Angeles, Matthew Lieberman, menyebutkan lembaga-lembaga, seperti sekolah, militer, dan tim kesehatan, akan tampil lebih baik jika mereka memiliki pemahaman sosial yang terstruktur.
“Belakangan ini, kita akan melihat ke belakang dan bertanya-tanya bagaimana kita akan memiliki kehidupan, seperti sekolah dan pekerjaan, jika tidak dipandu dengan prinsip-prinsip sosial,” tulis Lieberman dalam bukunya, seperti dilansir dari laman Prevent Disease, Minggu, 13 Oktober 2013.
Sayangnya, dalam 50 tahun terakhir, kesempatan bagi anak-anak untuk bermain secara bebas telah menurun. Penurunan ini terus berlanjut dengan konsekuensi negatif yang serius bagi fisik, mental, dan sosial anak-anak.
Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan penurunan bermain bebas dan bersosialisasi di negara maju dapat menimbulkan depresi, bunuh diri, perasaan tidak berdaya, dan narsisme pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda.
Lieberman menjelaskan, guru tidak pernah menanyakan apakah Napoleon Bonaparte berpikir dan bagaimana ia bisa mencatatkan namanya dalam sejarah. Guru lebih senang menjelaskan batas-batas teritorial dan bersifat hapalan, serta menyingkirkan sesuatu yang nonsosial sejauh mungkin.
Padahal, menurut Lieberman, segala sesuatu yang bersifat sosial dapat mengembangkan motivasi anak, tidak hanya dalam memahami pelajaran, tapi juga dalam memaknai kehidupan. Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa sosial tidak akan pernah bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dalam aspek apa pun, termasuk pendidikan.
PREVENT DISEASE | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita lainnya:
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Ketika Ariel-Luna Maya 'Dipertemukan' di Panggung