TEMPO.CO, Mojokerto- Direktur PT MSB--perusahaan yang hendak membangun pabrik baja di area situs Keraton Trowulan, Mojokerto--Sundoro Sasongko menyalahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Menurut dia, ada inkonsistensi kebijakan pejabat Kemendikbud dan BPCB Trowulan.
“Saya sudah konsultasikan ke Kemendikbud, dan kami mendapat surat rekomendasi dari BPCB Trowulan, kok, sekarang dipersoalkan,” ujarnya, Selasa, 22 Oktober 2013. Sundoro juga mengkritik Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan, yang pernah ditemuinya.
Sundoro pun mengizinkan tim BPCB Trowulan menggali lahan miliknya yang akan dibangun pabrik baja untuk membuktikan keberadaan peninggalan purbakala dari kejayaan Majapahit itu di dalamnya. Hasilnya, tidak ditemukan peninggalan purbakala. “Tapi Pak Kacung berkomentar di media kalau RT/RW-nya harus diubah. Dulu mengizinkan, kok, sekarang ngomong seperti itu,” ujarnya.
Kepala BPCB Trowulan, Aris Soviyani, membantah jika surat penjelasan yang pernah dikeluarkan 18 Juli 2012 disebut sebagai sebuah rekomendasi. “Itu bukan rekomendasi, hanya surat penjelasan,” ucapnya. Inti surat itu di antaranya menjelaskan bangunan bekas PT PED yang akan dibongkar PT MSB bukan bangunan cagar budaya, lahan setempat termasuk zona penyangga situs Gapura Wringin Lawan, dan BPCB mendukung industri baru di Trowulan dalam rangka membuka lapangan kerja bagi warga Mojokerto.
Untuk masalah pabrik baja PT MSB, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Mojokerto tidak pernah meminta rekomendasi yang dibutuhkan, melainkan investor langsung meminta penjelasan ke BPCB setempat.
ISHOMUDDIN
Terpopuler
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Gatot Diduga Giring Holly ke Apartemennya
Holly Dibunuh, Gatot Berbohong di Australia