TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SMP Negeri 4 Jakarta Pusat, Achmad Jazuli, menanggapi pernyataan Kepolisian soal tindak asusila yang melibatkan siswa sekolah tersebut terjadi atas suka sama suka. "Itu kepolosan anak-anak," kata Jazuli di ruang wakil kepala sekolah, Selasa, 21 Oktober 2013.
Dia menyesalkan peristiwa itu. "Kami harap ini kejadian pertama dan terakhir," ujarnya. Sekarang, dia mengaku fokus pada pembinaan psikologis siswa melalui kegiatan kerohanian. (Baca juga: Video Rekaman Seks Siswa SMP Perlu Ditelusuri)
Jazuli menyebut selama ini sudah mengawasi para siswa. Seluruh siswa diminta pulang saat jam pelajaran usai, kecuali bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. "Kami selama ini sudah menyisir dari atas ke bawah pada jam pulang sekolah." Pun menurut Jazuli ketika jam istirahat, murid-murid diarahkan untuk jajan di lantai bawah.
Namun, ketika peristiwa itu terjadi, seluruh penghuni sekolah sedang menjalankan salat Jumat di Masjid Istiqlal. Sehingga, situasi sekolah sepi. "Kami guru, satpam, semuanya sedang salat Jumat."
Jazuli menambahkan, meski sudah ada pengawasan sekolah, pendidikan adalah tanggung jawab bersama elemen masyarakat, pemerintah, dan orang tua. "Kalau siswa dibentengi keimanan, sepi kaya apa pun juga tidak akan terjadi."
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi kasus asusila yang melibatkan siswa-siswi SMPN 4 Jakarta Pusat pada 13 September lalu. Mereka adalah AE, A (16), FP (15), CD (15), CN (16), DNA (15), IV (16), dan WW (16). Namun, hingga sekarang belum ada penetapan pasal pidana terkait kasus ini. Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyebut peristiwa itu didasari suka sama suka.
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Bunda Putri | Dinasti Banten | Sultan Mantu
Berita lainnya:
Motif Gatot Diduga Terkait Pemilihan Pimpinan BPK
Misteri Gelar Ratu Atut Terpecahkan
Begini Cara Install BBM di Android dan iPhone
Faisal Basri:Bunda Putri Anak Ketua Golkar Jakarta
Wawancara Ibu Angkat Holly, Kus Handani