TEMPO.CO, Jakarta - Peramban Opera berencana untuk mendorong pengembangan bisnis mobile advertising di Indonesia. Perusahaan asal Norwegia ini melihat tingginya potensi tersebut di Tanah Air.
“Meski bisnis ini di Indonesia terbilang baru, pertumbuhannya cukup baik,” ujar Fabrizio Caruso, Senior Vice President Opera Asia, di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2013.
Ia melanjutkan, bisnis tersebut sudah dilaksanakan oleh Opera di Indonesia sejak pertengahan tahun ini. Caruso menyebutkan pertumbuhan mobile advertising di Indonesia sejalan dengan tingginya pertumbuhan pengguna Internet yang mengakses dari perangkat mobile.
Terlebih kini Indonesia ada pada peringkat dua terbanyak dari total pengguna Opera di seluruh dunia. Saat ini jumlah pengguna aktif Opera di dunia mencapai 350 juta orang.
“Kami senang karena masyarakat Indonesia memilih Opera,” kata Caruso. Peluang itulah yang ingin dibidik oleh perusahaan.
Untuk mendorong pengembangan mobile advertising di Indonesia, Opera berusaha menghadirkan layanan yang relevan dengan penggunanya. “Kami menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat."
Caruso optimistis bisnis ini akan mengalami pertumbuhan di Indonesia. Dia mengutip riset yang menyebutkan pertumbuhan pasar mobile advertising di seluruh dunia naik dari US$ 5 miliar (atau Rp 54,1 triliun) menjadi US$ 8 miliar (sekitar Rp 86,6 triliun) pada 2013.
Dia mengakui bahwa mobile advertising memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan perusahaan. “Yang juga meningkatkan pendapatan, yaitu tingginya pengakses Opera di seluruh dunia serta kerja sama dengan operator seluler.”
SATWIKA MOVEMENTI