TEMPO.CO, Jakarta - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) menyatakan siap memberi pelayanan navigasi jika Bandara Halim Perdanakusuma dibuka untuk penerbangan komersial berjadwal.
"Kalau masalah langit sama saja, tapi problemnya, kalau kapasitas apron dipaksakan, ya, bagaimana?" ucap Direktur Keselamatan dan Standar LPPNPI, Wisnu Darjono, saat dihubungi Tempo Selasa malam, 22 Oktober 2013.
Ia menuturkan, kesiapan pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan komersial berjadwal bergantung pada PT Angkasa Pura II. Wisnu menyebutkan yang menjadi tanggung jawab perseroan tersebut antara lain pengoperasian bandara, check-in counter, dan mesin x-ray.
"Tapi, kalau apron terbatas, pesawat yang mendarat malah bisa memenuhi landasan," ujar dia.
Angkasa Pura II menyatakan masih ada kendala yang dihadapi Bandara Halim Perdanakusuma untuk dapat melayani penerbangan komersial berjadwal mulai November mendatang. "Halim itu, kan, tidak sama dengan bandara lain, setiap hari di sini ada perjalanan very very important person (VVIP)," kata Kepala Cabang Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma, Iwan Khrishadianto.
Ia menjelaskan, bandara tersebut hanya memiliki lima apron atau parking stand untuk pesawat seukuran Boeing 737-900 ER. Namun, ia memberi contoh, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hendak melakukan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, rombongan Presiden akan menggunakan tiga dari lima parking stand itu. Selain itu, para kepala negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economy Cooperation (KTT APEC) dari India dan Cina akan datang dengan Boeing 747 ke bandara tersebut.
Kementerian Perhubungan menyebutkan slot time di Bandara Halim Perdanakusuma akan diatur kembali sebelum dibuka untuk penerbangan komersial berjadwal. "Semuanya minta slot, padahal terbatas," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Pengaturan kembali slot time di bandara tersebut akan dilakukan setelah masa penerbangan haji usai. Bambang pun mengingatkan maskapai-maskapai yang akan beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma mengenai potensi keterlambatan atau delay.
"Karena di sana banyak penerbangan very very important person (VVIP), maskapai harus siap kena delay," ucapnya.
MARIA YUNIAR