TEMPO.CO, Mataram - Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), kesulitan buku nikah. Sejak Mei 2013 atau enam bulan terakhir, hampir semua pasangan warga yang melakukan pernikahan tidak bisa langsung menerima penyerahan buku nikahnya. Hambatannya, Kementerian Agama (Kemenag) belum mendistribusikan karena masih dalam proses pengadaan buku nikah.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag NTB Usman membenarkan adanya kesulitan penerbitan buku di NTB. "Terutama di Kota Mataram," kata Usman kepada Tempo, Kamis, 24 Oktober 2013.
Belum adanya persediaan buku nikah tersebut karena Kemenag dikabarkan masih menunggu proses pengadaan yang diperhitungkan baru selesai November 2013 mendatang. Ini karena anggaran pengadaan buku nikah sempat diberikan tanda bintang (penangguhan).
NTB termasuk daerah tertinggi kebutuhannya di Indonesia. Setahun memerlukan 25.000 eksemplar buku untuk pernikahan warganya. "Provinsi lain juga mengeluh," ujarnya.
Ketidaktersediaan buku nikah diperoleh Tempo sewaktu berlangsungnya pernikahan Gunawan, seorang warga Lingkungan Arong-arong Timur, Kelurahan Dasan Agung, Mataram, yang menikah dengan Ida Ayu Nyoman Muditi dari Cakranegara, Rabu sore, 23 Oktober 2013, di Masjid Al Hidayah.
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Mataram, Zakaria, yang hadir selaku wali hakim Ida Ayu Nyoman Muditi memberi tahu bahwa belum bisa diberikan buku nikah. "Sejak bulan Mei tidak ada buku nikah," ucap Zakaria.
Di Lingkungan Arong-Arong Timur ada tiga warga yang belum mendapatkan buku nikah. Sedangkan se-Kelurahan Dasan Agung, menurut penghulu nikah Muaidi, jumlahnya sampai 30-an orang yang belum diberikan buku nikah. "Kelurahan Dasan Agung tertinggi pernikahannya di Kota Mataram," kata Muaidi.
Kepala Kanwil Kemenag NTB Usman mengatakan, jika diperlukan, masing-masing kantor Kemenag di kota/kabupaten bisa saling meminjam sementara jatah buku nikah untuk 3-4 pasang. Misalnya, dari daerah kota-kabupaten di Pulau Sumbawa yang lebih rendah kebutuhan buku nikahnya dibanding di daerah Pulau Lombok.
Menurut Usman, peringkat kebutuhan buku nikah tertinggi di Kota Mataram, yang tipenya lebih 100 orang yang menikah dalam sebulan. Disusul Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Barat, dan seterusnya di Pulau Sumbawa yang masuk tipe lebih rendah karena kurang dari 100 orang yang menikah dalam sebulan.
SUPRIYANTHO KHAFID
Baca juga:
Royal Weding Yogya Diberitakan Media Inggris
Miss Universe 2013, Whulandary Tiba di Moskow
Putri Hartati Murdaya Luncurkan Kosmetik Herbal
Makna Nama Juara di Kosmetik Metta Murdaya