TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pers Bagir Manan menganggap kritik media terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah konsekuensi Yudhoyono sebagai pejabat publik. Artinya, menurut Bagir, SBY harus siap menjadi pusat perhatian. Ia menyebutkan bukan hanya SBY yang kerap menuai kritik. "Obama juga dikritik, kan," kata Bagir saat dihubungi, Kamis, 24 Oktober 2013.
Bagir menjelaskan, kritik media adalah bagian dari kebebasan pers dan penerapan demokrasi di Indonesia. Karena itu, Bagir menilai wajar adanya pernyataan positif dan negatif tentang Yudhoyono. "Harus diterima dengan lapang hati," kata Bagir.
Bagir melanjutkan, jika ada pemberitaan yang dianggap tidak benar, SBY bisa memprotesnya dengan sesuai dengan mekanisme. Yaitu dengan mengajukan hak jawab atau mengadukan ke Dewan Pers. "Kalau enggak benar kan tinggal dibantah saja," kata dia.
Pada Rabu, 23 Oktober 2013, SBY mengeluarkan pernyataan dirinya menjadi korban pers dalam acara Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Selain mengeluh, SBY juga berterima kasih atas kritik dan kecaman dari media yang telah menjadi cambuk baginya dalam melaksanakan tugas sebagai kepala negara. (Baca: SBY Mengaku Di-bully Media Massa)
TRI ARTINING PUTRI
Berita Lainnya:
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Rano Karno: 1,5 Tahun Jiwanya Tertekan dan Membeku
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75
Seperti Airin, Begini Wali Kota Yogya ke Harvard
Inilah Kantor Wawan Sebagai Wali Kota Malam
Terkena Stroke, Terdakwa Korupsi Meninggal