TEMPO.CO, Padang - Peresmian Istano Basa Pagaruyung yang akan dilakukan Presiden BSusilo Bambang Yudhoyono pada 30 Oktober mendatang akan dilakukan dalam pesta adat yang meriah dan menelan biaya sebesar Rp 1,5 miliar.
Biaya ini dianggarkan dari APBD Kabupaten Tanah Datar. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Tanah Datar, Marwan mengatakan, prosesi adat sudah dimulai dari tujuh hari menjelang Istano Basa Pagaruyung diresmikan. Pada 23 Oktober lalu, dimulai dengan berziarah ke makam raja-raja Pagaruyung yang dilakukan tokoh adat setempat.
Baca Juga:
Ada juga prosesi menaiki rumah gadang acara tolak bala dengan menyembelih kerbau dan menanam kepalanya dekat tonggak utama istana, seperti tradisi di Minangkabau. Selain itu, juga ada upacara pelepasan tukang. Istilah adatnya, rumah selesai tukang dibunuh, artinya agar tidak ada masalah dikemudian hari. Jadi, tukang akan diantar ke nagarinya di Pariangan, diberi sarung dan baju serta jamba berisi masakan dari tujuh macam daging dari kerbau yang dipotong. Itu merupakan wujud terima kasih secara adat.
Seekor kerbau akan disembelih untuk acara pelepasan tukang dan acara menaiki rumah atau menaiki istano baru yang dilakukan tiga hari sebelum acara peresmian. "Daging kerbau yang dipotong akan digulai untuk makan bajama bersama dengan tetua adat, pewaris kerajaan Pagaruyung, bundo kanduang, gubernur dan bupati, serta tokoh masyarakat, besok dalam acara menaiki rumah atau menaiki istan baru," kata Marwan, Jumat, 25 Oktober.
Acara adat yang paling meriah adalah saat peresmian pada 30 Oktober mendatang. Menjelang kedatangan Presiden, puluhan bundo kanduang yang berpakaian adat akan membawa jamba berisi makanan di atas kepala dan berbaris di sepanjang jalan.
"Presiden juga akan disambut silek gelombang dan gendang tambur tigo luhak, serta nanti saat naik ke istana akan ada penaburan beras kunyit," kata Marwan.
Peresmian Istana ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemukulan gong. Acara dilanjutkan dengan makan bajamba secara adat.
FEBRIANTI