TEMPO.CO, Jakarta: Pastor yang meninggal saat mengikuti perhelatan Mandiri Jakarta Marathon, diduga terkena serangan jantung. Dugaan ini disampaikan Kepala Seksi Gawat Darurat Bencana Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Iwan Kurniawan, di Monas, Jakarta Pusat. "Iya betul itu dugaannya, tapi masih perlu pendalaman lagi," katanya di Jakarta, Ahad, 27 Oktober 2013.
Pastor yang meninggal itu Romo Igantius Sumarya SJ, 60 tahun, Rektor Seminari Menengah Santo Petrus, Canisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Dia terjatuh ketika berada di sekitar Hotel Indonesia. Saat itu, lelaki berusia 60 tahun itu tengah menuju garis finis yang berada di silang Monas Barat Daya. "Sumarya dibawa ke Rumah Sakit Jakarta sekitar pukul 06.15 WIB. Saya terima informasi dia meninggal 07.18 WIB," kata Iwan.
Kepala Unit Binmas Polsek Metro Gambir, Komisaris Tugiran, menyatakan pihaknya belum mendapatkan informasi ihwal kronologi meninggalnya Sumarya. "Kami menunggu keterangan lengkap soal kronologinya," kata Tugiran.
Selain korban meninggal, sedikitnya 75 peserta Mandiri Jakarta Marathon mengalami kelelahan. Bahkan, dua peserta harus dibawa ke Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat, untuk menerima penanganan intensif. Mereka antara lain Gregorius Dimas dari Yogyakarta dan Luke Breton asal Kanada.
Menurut Iwan, banyaknya peserta yang kelelahan lantaran bukan pelari profesional. "Kebanyakan pelari musiman," ujar Iwan.
Lomba yang melibatkan 10 ribu peserta dari 50 negara ini hanya diikuti 16 pelari elite dunia. Mereka di antaranya berasal dari Ethiopia, Kenya, dan Belarus.
SINGGIH SOARES