TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) akan mengakhiri rangkaian turnya di Kota Koeln, Jerman. Rencananya, mereka akan tampil pada 2-12 November 2013.
“Kami mohon doa restunya, kami akan membawa budaya Batak ini ke Koeln,” ujar Direktur Artistik PLOt, Thomson Hs., di sela-sela pementasan Opera Batak berjudul Perempuan Di Pinggir Danau, di Kampus Universitas Kristen Indonesia, Jumat, 25 Oktober 2013.
Opera tersebut merupakan opera Batak hasil revitalisasi sejak 2005 lalu. Mereka memulai rangkaian turnya sejak Agustus lalu mulai dari Medan, Pematangsiantar, Balige, Bandung, Yogyakarta, Solo, Jakarta, sampai akhirnya Koeln. Opera Batak ini mementaskan cerita rakyat lokal Sumatera Utara yakni dongeng terbentuknya Danau Toba dan upaya menjaga lingkungan danau vulkanik ini. Pementasan ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Jerman, khususnya Tapanuli-Sumatera Utara dan Jerman. Hubungan antara Tapanuli-Jerman sudah terjalin sejak 150 tahun silam.
“Bukan hanya dialog dan budaya, karena hubungan ini sudah terjalin sejak lama,” ujar Lena Simanjuntak Mertes, penulis naskah pentas Opera Batak ini.
Selain mempromosikan teater, Lena dan Thomson juga akan mempromosikan percepatan Danau Toba sebagai anggota Global Geopark Network UNESCO. “Kami mau minta dukungan, supaya Danau Toba juga dilindungi secara internasional,” ujar Lena yang telah lama bermukim di Koeln dan aktif melakukan pemberdayaan perempuan melalui teater.
DIAN YULIASTUTI