Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamen Topeng Monyet Jadi Tukang Servis Payung

image-gnews
Pengamen topeng monyet memberikan monyetnya minum seusai tertangkap dalam razia oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, (22/10). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Pengamen topeng monyet memberikan monyetnya minum seusai tertangkap dalam razia oleh Satpol PP di kawasan Cawang, Jakarta Timur, (22/10). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan kaki, Tardi, 40 tahun, menyusuri permukiman warga di daerah Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk mencari pelanggan yang ingin memperbaiki payung. Pria bertubuh kurus ini sebelumnya menjadi pengamen topeng monyet.

Karena sang pemilik monyet takut terjaring razia topeng monyet yang sedang gencar dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak pekan ini, Tardi terpaksa mencoba menjadi tukang servis payung. "Bos enggak bolehin monyet keluar, tapi kan saya butuh makan. Jadi nyoba nyervis payung," kata Tardi saat ditemui di daerah Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat, 25 Oktober 2013.

Tardi mulai berkeliling menjadi tukang servis payung sejak Rabu, 22 Oktober 2013. Namun, hanya keringat dan rasa lelah yang ia dapatkan. "Dua hari begini tapi enggak dapet duit karena enggak ada yang nyervis," ujarnya.

Ketika menjadi pengamen topeng monyet sebelumnya, dalam sehari Tardi bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp 20-25 ribu. "Beda, kalau topeng monyet pasti dapet duit, ya, minimal buat makan, mah, ada. Nah ini, 1.000 perak juga enggak," ujar pria yang mengaku menjadi pengamen topeng monyet sejak kecil.

Tardi berharap pemerintah DKI dapat memberikan pekerjaan baginya yang tidak lulus sekolah dasar ini. "Saya minta sama Bapak Jokowi, kalau memang topeng monyet dilarang, kami minta dikasih kerjaan dulu. Kalau begini, mau makan saja susah, duit enggak ada," kata Tardi.

Tardi merupakan salah satu pengamen topeng monyet yang setiap hari menyewa topeng monyet dari pemilik topeng monyet bernama Sarinah, 37 tahun, yang tinggal di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Pada Selasa malam, 21 Oktober 2013, Sarinah yang memiliki enam ekor monyet memilih tidak mengeluarkan monyet-monyetnya karena takut terjaring razia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di dalam kandang yang terbuat dari kayu berukuran 130 sentimeter persegi, keenam monyet milik Sarinah itu disimpan. Kandang itu diletakkan di tepi Kali Saluran Penghubung Kanal Banjir Timur.

Sarinah mengaku membeli enam ekor ini dengan harga Rp 2-3 juta per ekor. "Saya beli monyetnya udah pinter, enggak pake dilatih lagi. Hanya dirawat. Dikasih makan, kasih vitamin," ujarnya.

Enam monyet itu diberi nama Rojali, Jambul1, Jambul2, Eti, Ucil, dan Iwan. Setiap hari, monyet-monyet itu berkeliling dengan anak buah Sarinah untuk mengamen atau melakukan pertunjukan. "Saya enggak tahu jenisnya apa itu monyet-monyet, pokoknya dia udah pinter dan bisa cari duit," kata Sarinah. "Tapi sekarang enggak bisa cari duit karena dilarang sama pemerintah, jadi saya bingung dengan nasib saya dan anak buah saya."

AFRILIA SURYANIS

Baca juga:
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk
Perusak Rumah Adiguna Sutowo Bernama Floren

Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan

Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.


Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Sebuah crane ambruk menimpa rumah di Jalan Gelindra RT 01 RW 08, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Desember 2018. Rumah korban, Husin, 56 tahun, hancur. Husin dan tiga anggota keluarganya mengalami luka-luka. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.


Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Pembebasan salah satu lahan sengketa oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno beserta pemilik lahan, Mahesh, di area proyek pembangunan Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan. 20 Oktober 2017. Tempo/Zara
Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.


Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Suasana pembangunan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jakarta, Ahad, 14 Oktober 2018. PD Pembangunan Sarana Jaya akan mulai mengfungsikan Skybridge Tanah Abang pada esok hari, Senin, 15 Oktober 2018. ANTARA/Reno Esnir
Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini


DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

Truk kapasitas 12 ton milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengangkut sampah di TPS Muara Baru, Penjaringan, yang menggunung usai kisruh dana hibah Bekasi, Senin 22 Oktober 2018. Tempo/Imam Hamdi
DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).


Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan pencanangan Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 20 Mei 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.


Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Warga rusun Tambora mengambil air tanah karena mengalami kesulitan air bersih di Rumah Susun Tambora II di Jakarta, Senin (17/12). Warga rusun Tambora mengeluhkan selama sebulan terakhir mengalami kesulitan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. TEMPO/Tony Hartawan
Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.


Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai memimpin apel pagi Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan Air Tanah di Intiland Tower, Jumat, 16 Maret 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.


Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Aktivis Koalisi Pejalan Kaki melakukan aksi Tamasya Trotoar Kita di kawasan Sarinah, Jakarta, Minggu, 24 Juni 2018. Aksi menyusuri jalanan Ibu Kota tersebut untuk mengkritisi fungsi trotoar yang banyak digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dan berdagang. ANTARA/Puspa Perwitasari
Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.


Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Ilustrasi banjir Jakarta. TEMPO/Ary Setiawan
Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.