TEMPO.CO, Jakarta - Ani Ratnasari, 35 tahun, ibunda Tansya Anil Pasya, 10 tahun, satu dari dua bocah yang meninggal karena tersetrum aliran listrik yang menyambar ke pagar lapangan olahraga di Perumahan Palem Indah, Jalan Swakarsa 4 RT 02 RW 14, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, menyatakan tidak akan menuntut pihak mana pun terkait kematian anaknya.
"Saya enggak mau nuntut siapa-siapa, sudah ikhlas. Mungkin sudah takdir-Nya," kata Ani saat ditemui di rumahnya, Jalan Gang H. Mamat RT 5 RW 12, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu, 30 Oktober 2013.
Tansya merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Salim, 38 tahun, dan Ani. Saat kejadian, Ani mengatakan, anaknya belum pulang dari sekolah. "Saya pikir kan biasanya les, makanya enggak curiga siang itu belum pulang, enggak ada firasat apa-apa soalnya," ujarnya.
Menurut dia, setiap pulang sekolah Tansya tidak pernah langsung main. "Biasanya abis sekolah kan langsung les, terus pulang. Enggak pernah main. Kalau main juga pulang dulu, dan mainnya cuma di sekitar sini, enggak ke sana," kata Ani. Dia pun mengaku kaget saat seorang tetangganya memberi kabar Tansya meninggal. "Tetangga saya yang ngabarin, katanya anaknya meninggal dibawa ke klinik."
Mendengar kabar itu, Ani langsung mendatangi Klinik Sapta Mitra. "Sampai sana anak saya udah enggak ada (meninggal). Di punggung anak saya hitam. Ubun-ubun, leher, dan dadanya biru," kata Ani.
Pukul 09.30 tadi, Tansya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Lampiri, Jakarta Timur. Sementara satu korban tewas lainnya, Elina Putri Susilo, 10 tahun, dimakamkan ke kampung halamannya di Purbalingga.
Selasa siang kemarin, lima orang bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas V tewas kesetrum di lapangan Perumahan Palem Indah, Jalan Swakarsa 4 RT 02 RW 14, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa siang, 29 Oktober 2013. Tansya dan Putri tewas di lokasi kejadian. Sementara tiga anak lainnya, Sri Mulyani, 10 tahun, Rotika Fauzia (10), dan Zilda Nurfauza (10) dapat terselamatkan.
AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler:
Prabowo: Saya Pendekar Siap Mati
Suami Airin Punya `Tim Samurai` di DPRD Banten
Begini Modus Suap untuk Pejabat Bea Cukai
Ini Perjalanan Karier Heru Sulastyono di Bea Cukai
Eks Kepala PPATK Ingat Rekening Gendut Bea Cukai