TEMPO.CO, Batam - Ketua Kamar Dagang dan Industri Kepulauan Riau Soraya Djayakusuma mengeluhkan aksi demo pekerja dua hari belakangan ini. Alasannya, demo dua hari berturut-turut tersebut membuat pengusaha mengalami kerugian senilai US$ 20 juta atau sekitar Rp 222 miliar.
Kerugian yang dialami pengusaha, baik penanam modal asing dan penanam modal dalam negeri tersebut, disebabkan aktivitas perusahaan terhenti, membayar tambat kapal di pelabuhan akibat penundaan bongkar muat, tuntutan pelanggan karena terlambat mengirimkan produk ke negara pemesan. "Ini harus dipikirkan buruh," kata Soraya, Rabu, 30 Oktober 2013. Sebab, bila terus-menerus mengalami kerugian, perusahaan dipastikan hengkang dan mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlah pengangguran di Batam semakin bertambah.
Soraya mencontohkan, PMA asal Amerika Ciba Vision yang bergerak di bidang industri lensa menutup usahanya karena khawatir tindakan anarkis. Mereka meliburkan pekerja. Padahal, perusahaan ini memproduksi 70 persen lensa untuk kebutuhan dunia dan mempekerjakan tidak kurang dari 1.000 pekerja di kawasan Indutri Muka Kuning Batam.
Kordinator aksi demo buruh, Suprapto, mengatakan aksi demo akan terus dilanjutkan hingga 1 November 2013. "Puncaknya Kamis besok, tanggal 31 Oktober," kata Suprapto kepada Tempo, Rabu, 30 Oktober 2013, melalui pesan singkat. (Baca berita-berita tentang demo buruh di sini)
>>>Selanjutnya: Pendemo berencana menutup kawasan industri