TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice, M. Riza Damanik, mendorong pemerintah Indonesia mengajukan poin-poin dalam Proposal Pertanian G33 dalam perundingan World Trade Organization (WTO) di Bali, Desember 2013 mendatang. Menurut dia, proposal ini dapat memperkuat sektor pertanian Indonesia.
"Proposal ini harus didorong untuk lolos," kata Riza saat ditemui di kantornya, Rabu, 30 Oktober 2013. Dengan proposal ini, kata dia, subsidi untuk stok pangan yang penting untuk ketahanan pangan suatu negara tidak boleh dibatasi. "Ini dapat menyelamatkan para petani," kata dia.
Menurut Riza, dengan pemberian subsidi tak terbatas ini, produksi sektor pertanian dalam negeri bisa digenjot maksimal. "Sehingga angka impor dapat ditekan," kata dia.
Subsidi yang berlimpah, kata Riza, akan makin efektif jika ditambah dengan kebijakan proteksi, seperti pelarangan impor produk bahan baku pertanian. "Itu bisa menyelamatkan sektor pertanian domestik kita," ujar dia.
Akan tetapi, menurut Riza, negara maju cenderung menginginkan proposal ini tidak lolos dalam perundingan WTO. "Sebab, mereka bisa kehilangan pasar ekspor," kata dia.
Jika tak disetujui, Riza menyarankan pemerintah Indonesia mengusulkan agar sektor pertanian sama sekali tidak dibahas dalam perundingan WTO. "Karena ini sektor strategis Indonesia," kata dia. Liberalisasi sektor pertanian, menurut dia, hanya akan merugikan Indonesia. "Karena menghilangkan kedaulatan petani," kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA
Topik Terhangat:
Prabowo Subianto | FPI Geruduk Lurah Susan | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten | Suap Akil Mochtar
Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Pengedar Foto Bugil Polwan Lampung Mantan Pacar
Heru Sulastyano Ditangkap di Rumah Istri Mudanya?
Ayah Korban Kasus Video SMP 4: Anak Saya Ketakutan
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah