TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi tokoh dengan elektabilitas tertinggi dalam survei Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013. Jika tak dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jokowi berpeluang dicalonkan melalui koalisi poros tengah.
"Capres dari poros tengah ini adalah tokoh nasionalis dan cawapresnya berasal dari tokoh Islam," kata peneliti LSI Ardian Sopa di kantornya, Rawamangun, Ahad, 3 November 2013. Dia mengatakan, asumsi ini berjalan jika Megawati tetap mencalonkan diri sebagai calon presiden.
LSI memprediksi, hanya ada dua partai yang benar-benar mampu mencalonkan presiden sendiri pada Pemilu 2014 mendatang. Kedua partai ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar. "Kemungkinan besar ada tiga pasangan calon presiden," kata Ardian.
Ardian mengatakan, satu tiket tersisa akan diperebutkan oleh koalisi partai-partai menengah yakni Partai Demokrat, Gerindra, Hanura, PAN, dan Nasdem. Dia beralasan partai-partai ini punya pendanaan pemilu yang kuat, ketokohan pimpinan partai dan akses terhadap media. "Mereka akan memperebutkan 19,4 persen pemilih mengambang," kata Ardian.
LSI berasumsi, PDI Perjuangan akan mencalonkan Megawati Soekarnoputri dan Golkar mencalonkan Aburizal Bakrie. Karena itu, Jokowi kemungkinan besar bisa maju melalui koalisi poros tengah ini. Elektabilitas Jokowi yakni 38,3 persen jauh lebih tinggi dibandingkan tokoh nasionalis lain Prabowo 11,1 persen dan Wiranto 10 persen. Elektabilitas calon wakil presiden dari partai Islam masing-masing yakni Hatta Rajasa 31,3 persen, Yusril Ihza Mahendra 15,2 persen, Muhaimin Iskandar 11,8 persen, Suryadharma Ali 10,7 persen dan Anis Matta 7,5 persen.
Ardian mengatakan, ada tiga skenario untuk koalisi poros tengah ini yakni menjadikan Hatta Rajasa sebagai cawapres. Jika dipasangkan dengan Jokowi, Prabowo atau Wiranto hasilnya akan tercipta kombinasi pasangan nasionalis-Islam dan Jawa-non Jawa. Jika wakilnya adalah Yusril, kombinasi yang didapat tetap sama. "Jika mencalonkan Muhaimin sebagai cawapres, maka kombinasi pasangan capres-cawapres adalah Jawa dengan Jawa," kata Ardian.
WAYAN AGUS PURNOMO