TEMPO.CO, Jakarta - Siapa sangka, dalam debut perdananya, tim Rentjong asal Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga dalam kompetisi antar-peretas, Catch the Flag, di Malaysia.
Bermodalkan niat mencoba-coba dan minim pengalaman, tim yang dikomandoi Ahmad Muammar ini berhasil menumbangkan berbagai lawan tangguh, di antaranya tim dari Belanda.
Sebelumnya, mereka memang sering mengikuti kompetisi serupa, namun dalam format online. Sedangkan dalam kompetisi tatap muka langsung ini aturan dan format mainnya berbeda.
Justru kurangnya pengalaman itulah yang menjadi kekuatan tim dalam melibas lawan. Berikut ini penuturan Muammar kepada Satwika Movementi dari Tempo mengenai perjuangan tim Rentjong di kompetisi yang dikemas dalam acara tahunan Hack in The Box.
*****
Baca Juga:
Bagaimana ceritanya tim Rentjong bisa ikut kompetisi ini?
Mulanya karena kami penasaran dan ingin mencoba-coba. Sebab, kompetisi Catch the Flag (CTF) pada konferensi Hack in The Box ini memiliki sejarah cukup panjang dengan level kompetisi bertaraf internasional dan diikuti banyak negara.
Kami bertiga selama ini memang berkecimpung di bidang keamanan informasi. Walau sering mengikuti kompetisi CTF internasional secara online, format ini berbeda, sehingga kami merasa tertarik untuk mencoba.
Seperti apa format kompetisi ini?
Kompetisi ini memiliki format yang sedikit berbeda, yaitu attack dan defense. Setiap tim akan mendapatkan poin dengan cara menyerang tim lain atau bertahan dari serangan tim lain, dengan mengikuti aturan main dari panitia.
Kompetisi berlangsung selama dua hari, berjalan paralel dengan kegiatan konferensi. Tantangan dikerjakan selama 8 jam di hari pertama, dapat juga dikerjakan di hotel. Kemudian dilanjutkan 8 jam keesokan harinya.
Tantangan yang diberikan meliputi kriptografi, reverse engineering, exploitation, dan forensik. Jumlah tantangan pada hari kedua meningkat dua kali lipat dari hari pertama. Setiap tantangan yang selesai akan menghasilkan poin, serta uang cash.
Juga ada yang berbentuk senjata digital seperti nuklir dan firepower. Poin dan senjata itulah yang dipergunakan untuk menyerang tim lawan. Pemenangnya adalah tim dengan poin tertinggi pada akhir kompetisi.
Apa kehebatan tim Rentjong sehingga menempati peringkat ketiga?
Mungkin kekurangan kami itulah yang menjadi keunggulan kami. Sebab, ini debut kami di kompetisi ini.
Tim mana yang menjadi favorit sebagai juara?
Tentunya tim dari negara yang rutin mengikuti kompetisi, seperti Vietnam, Jepang, Korea, dan Belanda. Mereka ini adalah pesaing terberat kami, karena memiliki pengalaman lebih dari kami. Malah, beberapa tim pernah menjuarai CTF.
Ada kendala selama mengikuti CTF?
Kami sedikit mengalami kesulitan terhadap beberapa skenario lomba yang diterapkan panitia. Meski sudah membaca handbook yang disediakan panitia, kejadian di lapangan terkadang berbeda. Kendala minimnya jam terbang di kompetisi sejenis juga menjadi kendala.
Sudah berapa kompetisi seperti ini yang diikuti tim Rentjong?
Secara tim dengan format offline attack-defense dan bertaraf internasional, ini adalah yang pertama buat kami. Sedangkan secara individu, anggota tim kami adalah juara kompetisi CTF online dan juara kompetisi CTF offline konferensi IDSECCONF (idsecconf.org), yang merupakan konferensi keamanan tahunan bertaraf nasional di Indonesia.
*****