TEMPO.CO, Jakarta - PT Summarecon Agung menawarkan surat utang senilai Rp 600 miliar. Surat itu terdiri dari obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2013 senilai Rp 450 miliar dan surat utang syariah (sukuk ijarah) tahap I Rp 150 miliar
Menurut Direktur Utama Summarecon Agung, Johanes Mardjuki, kedua surat utang itu diterbitkan dengan tingkat suku bunga yang sama, 10–11 persen. “Mengapa menerbitkan dua karena perseroan berusaha memenuhi permintaan produk syariah sehingga kita keluarkan sukuk," kata Johanes dalam acara konferensi pers di Jakarta, Selasa, 6 November 2013.
Obligasi dan Sukuk Ijarah tersebut memiliki jangka waktu lima tahun dengan bunga atau cicilan tetap. PT Indo Premier Securities, PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Makinta Securities, dan PT Mandiri Sekuritas ditunjuk untuk menjadi penjamin pelaksana emisi (under writer).
Obligasi dan sukuk ini juga telah mendapat peringkat idA+ (Single A Plus; Stable Outlook) dari PT Pemeringat Efek Indonesia (Pefindo). Sekitar 70 persen dana dari hasil obligasi dan sukuk akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti. Sisanya, sebesar 30 persen akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perseroan.
Seiring dengan pesatnya industri properti di Tanah Air, Summarecon mengalami pertumbuhan kinerja. Hingga Juni 2013, perseroan mencatat peningkatan pendapatan Rp 1,9 triliun atau naik 27 persen dibandingkan sebelumnya pada periode yang sama dan mencatat kenaikan laba bersih tumbuh 98 persen menjadi Rp 609 miliar.
"Dengan diterbitkannya obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan tahap I, diharapkan kinerja perseroan di masa mendatang dapat terus tumbuh," katanya.
ANANDA PUTRI
Topik Terhangat:
Vonis Fathanah | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar | Amnesti TKI |
Berita Terkait:
Hakim Selingkuh Tak Terima Dipecat
Diduga Selingkuh, Hakim Cantik Terancam Dipecat
MA Siap Gelar Sidang Etik Hakim Selingkuh
Hakim Selingkuh Diseret ke Majelis Kehormatan