TEMPO.CO, Jakarta--Relawan pendamping tenaga kerja Indonesia overstay di Arab Saudi Thobibuddin mengatakan saat ini sekitar 8.500 TKI yang ditampung di Penjara Imigrasi Sumaisyi belum mendapat makan siang. Ribuan pekerja yang terjaring sweeping tersebut baru diberi sarapan roti.
"Mereka baru sarapan roti dan keju tadi pagi (pukul 10.00 waktu setempat)," kata Thobibuddin, 35 tahun, Rabu, 6 November 2013. Designer autoCAD yang sudah bekerja di Arab Saudi sejak 9 tahun lalu itu bergabung dengan para TKI lain untuk mendampingi TKI yang overstay dan tak kunjung mendapat dokumen kerja sampai batas waktu amnesti habis per 3 November 2013 lalu.
Sebelumnya, kata Thobib, sekitar 7.000 TKI yang diangkut dari kolong jembatan Falastine, Jeddah, ke Penjara Imgirasi Sumaisyi sempat tak diberi makan selama 24 jam, Senin, 4 November 2013 waktu setempat. Suplai makanan dan minuman baru datang dari Konsulat Jendral Republik Indonesia sehari kemudian, Selasa, 5 November 2013 waktu setempat. "Itu pun tak semua kebagian," kata Thobibuddin.
Tarhil Sumaisyi, kata Thobib, merupakan penjara imigrasi yang terletak di Distrik Sumaisyi. Letaknya di antara Jeddah dan Mekkah. "Sekitar 45 kilometer dari Jeddah," kata Thobib.
Selain belum mendapat makan, kata Thobib, ibu-ibu juga mengeluhkan tak mendapat susu untuk bayi-bayi mereka. Mereka tak boleh keluar dari penjara untuk membeli susu buat anak-anaknya. "Apa Tarhil Sumaisyi akan jadi kuburan massal TKI overstay," kata Thobib.
Kepala Badan Nasional Pusat Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Jumhur Hidayat belum bisa dikofirmasi terkait kondisi ribuan TKI di Tarhil Sumaisyi. Konfirmasi Tempo lewat telepon belum direspon.
KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Ibas Disebut Punya Tato, Ani SBY: Itu Fitnah Keji
Hakim Cantik Vica Disebut Suka Aneka Pria
Cara Ratu Atut Habiskan Rp 1 Miliar untuk Dandan
Para Petinggi Demokrat Keroyok Jokowi