TEMPO.CO, Malang - Ratusan anggota Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk rasa di depan kampus Universitas Brawijaya, Malang. Mereka mengecam aksi penyadapan dan operasi intelijen yang diduga dilakukan di Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. "Hentikan hubungan diplomatik dengan Amerika sekarang juga," kata juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, Jumat, 8 Nvember 2013.
"Jaga dan amankan kedaulatan negeri ini," kata Ismail. Mereka berharap pemerintah bersikap tegas terhadap Amerika. Apalagi, penyadapan tersebut diduga berkaitan dengan isu dan persoalan strategis, mulai energi, kekayaan sumber daya alam, sampai politik luar negeri Indonesia.
Ismail menyebutkan, informasi kegiatan mata-mata Amerika itu valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi sebuah koran terkemuka di Australia, Sydney Morning Herald, menampilkan peta yang berisi daftar fasilitas pemantauan elektronik milik Amerika Serikat. "Kedutaan Amerika menjadi markas intelijen dan dilengkapi fasilitas penyadapan," katanya.
Dalam aksi tersebut, mereka menyerukan takbir dan bergantian melakukan orasi. Peserta aksi yang didominasi perempuan ini mengenakan pakaian muslim lengkap. Mereka juga membentangkan poster dan spanduk yang berisi kecaman atas aksi spionase serta operasi intelijen Amerika serta menuntut Kedutaaan Amerika di Jakarta ditutup.
EKO WIDIANTO