TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi, Darmaningtyas, meminta masyarakat turut terlibat dalam pengawasan pelanggaran sterilisasi busway. "Pengawasan bukan hanya oleh polisi atau pemerintah," ujar Darmaningtyas, Jumat, 11 November 2013.
Ia mengatakan sinergi antara tiga pihak itu bisa membantu mengefektifkan program sterilisasi busway. "Masyarakat bisa membantu dengan memanfaatkan media sosial," ujarnya. Ia mengatakan masyarakat cukup mengunggah foto di media sosial sehingga mendapat respons dari pengguna Internet lainnya. Hal itu dia sebut cukup memberi efek jera bagi penerobos jalur Transjakarta.
Menurut dia, penerapan denda maksimal oleh polisi juga bagus. "Ini juga memberi efek jera," ujarnya. Namun, penggunaan uang denda tersebut harus transparan dan demi kepentingan pelayanan Transjakarta.
Untuk pihak pemangku kebijakan, ia menyoroti hal-hal lain yang harus dilakukan pemerintah bila kelak sterilisasi Transjakarta berjalan efektif. "Bus harus segera ditambah, jangan sampai jalur sudah steril, tapi busnya jarang lewat," ujarnya.
Menurut data yang digarapnya, ada peningkatan kecepatan laju Transjakarta sebesar 25 persen ketika program sterilisasi dilakukan. Selain itu, minat penumpang meningkat. Hal tersebut didukung oleh fakta adanya lonjakan pengguna fasilitas park and ride di Ragunan.
Standar headway yang dia minta adalah 3-5 menit per bus pada jam sibuk dan 5-7 menit di luar jam sibuk. "Jangan sampai publik jengkel jalur kosong tapi bus tidak ada, itu yang menggoda mereka masuk ke jalur (busway)," ujarnya.
M. ANDI PERDANA
Terpopuler
Miss Jinjing: Atut Marah, Tempo Salah Tulis Harga
Miss Jinjing: Atut Pakai Tas Hermes, Sudah Pas!
Ahok: Demo Buruh Jangan ke Saya, Presiden Dong!
Jakarta Macet, Apakabar 17 Langkah Pemerintah?