TEMPO.CO, Ramallah – Komite Palestina yang menyelidiki kematian Yasser Arafat pada tahun 2004 mengatakan Israel adalah “satu-satunya tersangka” dalam kematian pemimpin mereka, meski Israel terus membantahnya.
Seperti dikutip dari laman BBC, Jumat, 8 November 2013, para peneliti Palestina menyimpulkan, laporan yang baru diumumkan oleh peneliti Swiss menunjukkan bahwa Arafat tidak mati karena usia tua, tetapi karena dibunuh.
Laporan forensik setebal 108 halaman dari Center of Legal Medicine di Lausanne, Swiss, menyatakan tes yang dilakukan pada jenazah menunjukkan "kandungan polonium-210 yang cukup tinggi". Polonium-210 adalah zat radioaktif yang secara alami diperoleh tubuh dari makanan dengan dosis rendah, namun senyawa ini bisa mematikan jika tertelan dalam dosis tinggi.
Pada konferensi pers di Tepi Barat Kota Ramallah pada hari Jumat, Ketua Komite Palestina, Tawfik Terawi, langsung menyalahkan Israel atas kematian Arafat. “Ini tidak penting bahwa almarhum dibunuh oleh polonium. Semua detail tentang kematiannya merujuk pada kenyataan bahwa ia dibunuh, dan Israel-lah pembunuhnya,” ujar Terawi.
Meskipun begitu yakin, Terawi tidak memberikan bukti keterlibatan Israel. Ia hanya berkata, “Pada waktu itu, pemimpin Israel mengatakan bahwa Arafat harus pergi dan menghilang (dalam hal ini mati).”
Sementara itu, saat wartawan BBC meminta konfirmasi pada Terawi, ia hanya menyatakan bahwa dirinya memiliki “informasi rahasia” dan berjanji akan mengusut kasus ini hingga benar-benar tuntas.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler:
Demokrat: SBY Tak Bermaksud Kritik Jokowi, tapi...
Empat Selingkuhan Hakim Vica Menulis Testimoni
Nasib Istri Anas di Hambalang, Ini Kata Bos KPK
Serang Jokowi, Kubu SBY Dinilai Salah Tembak
Anas: Athiyyah Laila Tak Harus Ditulis Istri Anas
Proyek Perusahaan Istri Anas Terbesar di Hambalang
Miss Jinjing: Atut Bisa Sejajar Victoria Beckham
Belajar Payudara di Dada Asli; Juga yang Lainnya