TEMPO.CO, Samarinda - Albert Daud, 25 tahun, bukan tukang bangunan biasa. Salah seorang korban selamat dari jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI AD di Desa Apau Ping, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Sabtu, 9 November 2013 ini sejatinya juga seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di desa itu.
Dalam pergaulannya, Albert dikenal sebagai sosok pendiam. Meski demikian, dia memiliki banyak teman dalam bergaul. "Albert kalau tidak diajak ngomong dia tak ngomong, termasuk sama saya," kata Daud.
Albert adalah anak pertama dari empat bersaudara. Sebelum berangkat, kata Daud, ia sempat berpamitan pada ibunya, Unjung Lenggang, 43 tahun. Daud kala itu sedang berkebun.
Sabtu pekan lalu pukul 11.00 Wita menjadi momen yang tak terlupakan bagi Daud. Ia mendengar kabar jatuhnya heli yang mengangkut putra sulungnya itu. Kabar itu sampai membuat dia dan istrinya pingsan. Seorang tetangga berteriak dari halaman rumah mengabarkan heli jatuh. "Saya hanya lihat heli terbang dari kebun," kata dia.
Albert Daud sekarang hanya bisa berbaring di atas ranjang rumah sakit. Luka bakar di tubuhnya membuat dirinya tak berdaya. Helikopter milik TNI AD yang terbang dari Desa Apau Ping ini mengangkut 19 penumpang. Heli membawa 7 anggota TNI AD dan 12 warga sipil, termasuk 10 tukang yang diambil dari Desa Apau Ping.
Para pekerja sipil ini dibawa untuk membangun Pos Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Bulan di perbatasan RI-Malaysia di Desa Apau Ping, Kabupaten Malinau. Heli nahas itu jatuh dan terbakar sesaat sebelum mendarat di helipad yang baru saja rampung dikerjakan.
Dalam kejadian itu, tercatat 13 orang dinyatakan tewas dan 6 orang selamat dengan luka bakar. Dari enam korban selamat, empat di antaranya warga sipil.
Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, Kolonel Infanteri Legowo W.R. Jatmiko menyatakan seluruh korban tewas sudah berhasil dievakuasi ke Kota Tarakan, kemarin. Sebelum diserahkan kepada pihak keluarga, korban akan menjalani identifikasi lanjutan.
"Kami masih menunggu hasil identifikasi rampung di Tarakan agar tak ada masalah di kemudian hari," kata Legowo saat dihubungi dari Samarinda, Senin, 11 November 2013.
FIRMAN HIDAYAT
Berita lainnya:
Curhat Suami Hakim Vica kepada Tempo
Memory Card Menguak Dugaan Perselingkuhan Vica
Suami Hakim Vica Terancam Dipecat Jadi Pendeta
Pelapor Dugaan Korupsi Atut Pernah Mau Dibunuh
Cerita Lengkap Megawati tentang Karier Jokowi