TEMPO.CO, Jakarta - Restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) Bulungan, Jakarta Selatan, tak terpengaruh oleh isu penggunaan zat berbahaya yang di-broadcast melalui pesan singkat BlackBerry Messenger pada pekan lalu. "Masih ramai, konsumen sepertinya tidak terpengaruh," ujar Mulyadi, Supervisor KFC Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 11 November 2013.
Mulyadi mengaku tahu beredarnya isu penggunaan bahan kimia penggendut ayam oleh KFC Amerika yang menjadikan olahan ayam goreng itu berbahaya jika dikonsumsi manusia. "Sudah tahu dari kemarin," katanya.
Menurut dia, isu semacam itu sudah banyak beredar dan menjelek-jelekkan KFC. Namun tidak ada yang terbukti. Dia enggan berkomentar lebih lanjut dan memberikan nomor kontak KFC pusat. "Yang berwenang memberi komentar kantor pusat."
Sabtu, 9 November, lalu beredar broadcast message kepada banyak pengguna BlackBerry Messenger, yang isinya menyatakan bahwa KFC di Amerika Serikat bereksperimen memperbesar massa daging ayam dengan menyuntikkan zat kimia. Namun eksperimen itu gagal, dan ayam-ayam yang telah disuntikan dijual murah ke KFC Indonesia.
Pesan berantai yang tak jelas sumbernya itu juga menjelaskan, program promosi potongan harga 50 persen pada ayam goreng KFC pada setiap Rabu sebagai upaya KFC menjual ayam-ayam yang diimpor dari AS. Dikabarkan pula, isu ini telah diliput oleh salah satu televisi swasta di Indonesia dan sebuah media massa cetak.
Berdasarkan pemantauan Tempo, KFC cabang Bulungan tetap ramai pengunjung. Hampir 80 persen meja terisi oleh konsumen. Antrean pembeli juga terlihat di meja pelayanan. Chacha, 19 tahun, seorang konsumen, mengaku tidak tahu adanya pesan berantai itu karena tidak menggunakan BlackBerry. "Tapi enggak takut makan di sini, soalnya pesan berantai semacam itu sudah sering dan biasanya bohong," kata dia.
Seorang asisten manajer di cabang KFC lain di Jakarta Selatan mengatakan semua pegawai KFC tahu adanya pesan itu. "Kalau ada pengunjung yang bertanya, tentu kami akan jelaskan," ujar laki-laki yang enggan disebutkan nama dan lokasi restoran tempat dia bekerja. "Sejauh ini belum ada konsumen yang bertanya, penjualan sama seperti biasanya."
Dia menambahkan, KFC punya sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia, sehingga konsumen tidak perlu khawatir terhadap isu yang berkembang.
Suasana restoran KFC kedua yang Tempo kunjungi tidak seramai KFC Bulungan. "Sekarang sih memang lagi sepi, tapi dari tadi pagi restoran ini ramai," kata asisten manajer tersebut. "Penjualan di sini tetap stabil."
PRAGA UTAMA