TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok mengaku pernah disinggung pemerintah pusat soal kondisi Jalan Margonda Raya. Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengatakan saat itu pemerintah pusat menilai wajah Margonda belepotan. Sebagai jawaban sentilan itu, Nur Mahmudi pun tengah memperbaiki jalan sepanjang 5,3 meter itu.
"Kami mendapat teguran kalau Margonda itu belepotan. Jadi, kami berinisiatif untuk melakukan over lay (hotmix) Jalan Margonda," kata Nur Mahmudi ditemui dalam acara Job Fair di Jalan Tole Iskandar, Senin, 11 November 2013.
Selain itu, Nur Mahmudi mengatakan pengerjaan proyek itu dilakukan untuk menjadikan Depok sebagai kota modern. Dengan demikian, para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Depok. "Ini sebagai langkah penyempurnaan Jalan Margonda. Ada enam pengerjaan yang sedang dilakukan saat ini," kata Nur Mahmudi.
Enam pengerjaan di Jalan Margonda itu menelan anggaran Rp 27.930.942.000. Pengerjaan itu mulai dari perbaikan drainase dengan kedalaman 1 meter dengan lebar 1 meter.
Drainase itu lebih luas dari sebelumnya yang lebarnya kurang dari 1 meter. Drainase itu satu paket dengan pelebaran jalan yang nantinya selebar 32 meter. Saat ini lebar jalan Margonda masih sekitar 25 meter. Kemudian pembangunan taman separator selebar 2 meter, pengaspalan atau hotmix di atas beton jalan, utility box seluas 70x80 sentimeter, dan pembuatan trotoar selebar 2 meter. Pengerjaan dimulai sejak 20 Oktober dan ditargetkan selesai pada 20 Desember 2013.
Untuk taman separator sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak 2009. Saat ini pengerjaan lanjutan segmen III mulai dari pertigaan Juanda-Margonda hingga ke depan kampus UI dengan nilai sekitar Rp 1,6 miliar. Taman yang memisahkan dua arah Jalan Margonda itu akan dikerjakan dengan dua sesi. Sesi pertama dari pertigaan jalan Juanda hingga mal Margo City yang sedang dikerjakan. Sesi kedua dari mal Margo City hingga ke ujung Jalan Margonda depan gerbang kampus UI. Taman itu nantinya akan ditanami pohon trembesi. (Baca : Penanaman Trembesi Di Margonda Depok, Dipaksakan)
Nur Mahmudi menjelaskan, jalan Margonda akan menerapkan sistem satu terminal kabel yang menghubungkan beberapa saluran kabel yang disebut utility box. Boks utilitas ini akan berada di bawah trotoar bersama drainase saluran air. Semua kepentingan yang menggunakan kabel akan ditampung oleh satu tempat khusus ini. Dengan demikian, tidak ada lagi kegiatan penggalian kabel di sepanjang Jalan Margonda. "Kota modern kan seperti itu konsepnya. Setelah pengerjaan semuanya selesai, maka dapat dilihat Margonda nanti seperti apa."
Semua pengerjaan itu dimulai dari depan lampu merah Ramanda (Jalan Arif Rahman Hakim dan Margonda) hingga depan kampus Universitas Indonesia dengan panjang 4,5 kilometer. Sisa jalan Margonda 0,7 kilometer, dari lampu merah Ramanda hingga lampu merah Jalan Siliwangi sudah dilakukan tahun lalu. Pengerjaan ini dilakukan di kedua sisi jalan.
Penggalian tidak dilakukan sekaligus, tapi dipatok di titik-titik tertentu sehingga tidak menyebabkan kelumpuhan jalan. Titik pengerjaan saat ini ada di lajur arah Jakarta ke Depok mulai dari depan kantor Bank BTN hingga sebelum lampu merah Ramanda. Sementara dari arah berlawan dari mulai dari setelah warung makan Mang Kabayan hingga UI. (Baca : Pemkot Depok Akan Bangun 3 Jembatan Penyeberangan)
Jalan Margonda sepanjang 5,3 kilo meter adalah jalan utama yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Depok. Margonda juga merupakan jantung kota Depok yang menjadi nadi perekonomian. Pusat perkantoran, pusat kuliner, pertokoan, dan apartement semua ada memadatkan Margonda. Sebanyak tiga apartement menjulang tinggi di jalan itu. Diantaranya Margo Residence. Sebanyak 600 toko dan warung makan berjejer dari ujung Margonda di depan kampus UI hingga Pertigaan Jalan Siliwangi.
Selain itu, belasan kantor bank dan empat mal berdiri di sepanjang Jalan Margonda. Berurutan dari arah Jakarta Selatan ada mal Depok Town Square dan Margo City yang berdiri bersebelahan. Sekitar 1 kilometer setelah kedua mal itu ada D'mal. Selanjutnya di depan terminal ada mal Ramayana, dan setelah terminal terdapat mal ITC Depok. Di ujung jalan Margonda terdapat Balai Kota Depok yang bersebelahan langsung dengan Kantor Kepolisian Resor Kota Depok.
Namun, pembangunan ini menuai kritik dari Ketua DPRD Depok, Rintis Yanto. Menurut dia, pengerjaan proyek itu hanya membuang anggaran saja. Apalagi sebelumnya Jalan Margonda sudah dilebarkan menjadi sekitar 25 meter. Nantinya, jalan tersebut akan dilebarkan menjadi 32 meter sesuai dengan masterplan.
"Penataan Margonda tidak dirasakan masyarakat. Ini sama saja dengan inefisiensi anggaran karena dana yang digunakan tidak sedikit," kata Rintis. Seperti diketahui pengerjaan tahap pertama pada 2012 menelan anggaran sekitar Rp 42 miliar.
Menurut Rintis, dari pelebaran tahap pertama, kata dia, tidak terlihat hasilnya. Padahal, pelebaran itu digadang akan mengurai kemacetan di jalan itu. Saat ini, hasil dari pelebaran justru digunakan untuk parkir sembarangan. Namun, Pemkot seolah tak menggubris teguran Dewan karena dengan dalih kegiatan itu merupakan rancangan program perbaikan dan penataan kota dalam lima tahun ke depan.
Rintis mengatakan, ada banyak kesalahan konsep yang dilakukan Pemkot Depok dalam pembangunan tahap pertama. Salah satu yang paling besar adalah mengenai pembebasan lahan pertokoan. Pembebasan lahan itu tidak mudah karena milik swasta. "Ini yang dibebaskan sedikit. Sekarang masih semeraut dan masih buruk sekali," katanya.
ILHAM TIRTA
Berita Terpopuler
Adiguna Diduga Melindungi Flo
Adiguna di Rumah Indriani sebelum Bertemu Flo
Diperiksa 7 Jam, Eddies Dicecar 30 Pertanyaan
Buruh Adukan Jokowi ke PDIP
Adiguna Sutowo akan Diperiksa Polisi, Selasa Ini