TEMPO.CO, Jember - Yumiyati, 37 tahun, ibu kandung mahasiswi Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya yang menjadi korban pembunuhan di Pacet, Kabupaten Mojokerto, meminta aparat menghukum berat pembunuh anaknya, Vita Fitria Dewi.
"Karena saya yakin pembunuhan itu direncanakan. Saya dan keluarga meminta pelakunya dihukum seberat-beratnya," ujar Yumiyati usai pemakaman almarhumah Vita di Dusun Tegalgebang, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember, Rabu, 13 November 2013.
Yumiyati berharap polisi dapat segera menemukan pelaku pembunuhan anak tunggalnya itu. Jenazah Vita tiba di Jember Rabu dinihari pukul 03.00 WIB. Keluarga sudah mempersiapkan liang lahat untuk Vita sejak mendapat kabar dari polisi bahwa jenazah mahasiswi cantik itu ditemukan di Pacet dalam kondisi terikat dan terbungkus karung.
Karena kondisi jenazah yang sudah berbau, keluarga memutuskan segera memakamkannya di pemakaman umum Dusun Tegalgebang. "Keluarga sudah ikhlas. Jenazahnya sudah terlalu lama di rumah sakit, jadi langsung dimakamkan saja," ujar Yumiyati.
Vita adalah anak tunggal pasangan Yumiyati dan Kasiyono. Kasiyono yang berasal dari Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, baru meninggal 115 hari lalu. Sedangkan Yumiati bekerja di Jakarta sejak dua tahun lalu. "Suami saya sakit stroke sampai meninggal dunia. Saya bekerja untuk biaya kuliah Vita," kata dia sambil mengusap air matanya.
MAHBUB DJUNAIDY