TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman diabetes tipe 2 sudah menghadang para kaum urban di Indonesia pada 2030 nanti. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation yang dirilis pada Kamis, 14 November 2013, diperkirakan ada 32 juta penduduk Indonesia berisiko terkena diabetes, yang disebabkan ketidakmampuan pankreas memproduksi cukup insulin untuk mengendalikan kadar gula darah (diabetes tipe 2)
"Mereka itu adalah 32 juta orang Indonesia yang diprediksi pindah dari desa ke kota pada 2030," ujar Mike Doutsdar, Senior Vice President of Novo Nordisk International Operation, dalam siaran pers menyambut Hari Diabetes Dunia yang jatuh hari ini.
Migrasi tempat tinggal ternyata membuat migrasi juga pada asupan harian. Ditambah lagi, sebagian besar masyarakat di perkotaan banyak yang kurang olahraga karena gaya hidup yang kebanyakan duduk (sedenter). "Tren di negara berkembang adalah peningkatan kaum kelas menengah yang memiliki pekerjaan dengan sedikit olah fisik," kata Doustdar.
Dengan akses terhadap modal yang besar, para kaum kelas menengah ini mengalami perubahan gaya hidup, mulai dari makanan hingga aktivitas fisik. "Bisa dilihat di kota-kota besar Asia, restoran Barat yang kaya lemak menjamur, akses terhadap makanan sampah (junk food) mudah dan murah yang berakibat obesitas bertambah," kata Doutsdar. Perubahan pola tersebut tidak disadari penderita diabetes tipe 2 karena memang gejalanya tidak timbul pada awal sakit.
Padahal, jika diabetes tipe ini tidak didiagnosis dini, kata Doutsdar, penyakit-penyakit komplikasi yang mengikutinya terus tumbuh. Yang otomatis, pasien mengalami penurunan kesehatan dengan imbas kualitas hidupnya. "Saat ini 7 dari 10 penderita diabetes di Indonesia mengalami komplikasi," kata Doutsdar. Gangguan kesehatan akibat diabetes tersebut ternyata juga memicu kematian.
DIANING SARI