TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Aliansi Sunah untuk Kehormatan Keluarga dan Sahabat Nabi, Abu Jibril, menyatakan bahwa ajaran Syiah sesat. Oleh karena itu, kata dia, ritual Asyura yang selalu diperingati oleh kaum Syiah harus dibubarkan.
"Kami mendesak agar acara semacam ini tak ada lagi," kata Abu saat ditemui di lokasi aksi di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 14 November 2013. Dia menyebutkan, membiarkan kegiatan ini sama dengan menodai agama Islam.
Menurut Abu, Syiah dan ajarannya mengajarkan kesesatan karena banyak ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam. "Mereka menghalalkan nikah mut'ah yang diharamkan," kata dia. Selain itu, Syiah dinilai memiliki ritual menyiksa diri saat memperingati Asyura sebagai ungkapan belasungkawa atas kematian Imam Husain, cucu Nabi Muhammad.
Lebih dari itu, dia menambahkan, Syiah tak menganggap Mekah dan Madinah sebagai Tanah Suci. Abu menuturkan, pihaknya akan terus mendesak agar Syiah tak diizinkan lagi melakukan kegiatan karena ajarannya yang sesat.
"Bahkan Majelis Ulama Indonesia telah membuat buku soal penyimpangan Syiah," kata dia. Jika membiarkan, kata dia, pemerintah telah melanggar undang-undang mengenai penistaan agama. "Ini bisa kena penodaan agama," kata dia. Ditambah lagi, Syiah menginginkan Hari Asyura menjadi hari nasional.
Hari ini, kaum Syiah melaksanakan peringatan Asyura secara nasional di Balai Samudera. Ribuan jemaah Syiah hadir dari berbagai penjuru Indonesia. Pada saat yang sama, gabungan ormas Islam yang kontra terhadap Syiah melakukan aksi pembubaran. Ratusan orang hadir dan sempat terjadi ketegangan saat massa ingin membubarkan Asyura.
Peringatan Asyura sendiri akhirnya diselesaikan lebih cepat dari jadwal. Acara seharusnya selesai pukul 17.00 WIB, namun sudah selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Hal ini diambil sebagai langkah pengamanan dari kepolisian.
NINIS CHAIRUNNISA