Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Garap Isu Kelautan, Indonesia Pilih Sistem Zonasi  

image-gnews
Kapal nelayan bersiap menuju pantai  usai menangkap ikan di perairan antara Pulau Weh (Sabang)  dengan perairan Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (4/8). ANTARA/Ampelsa
Kapal nelayan bersiap menuju pantai usai menangkap ikan di perairan antara Pulau Weh (Sabang) dengan perairan Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (4/8). ANTARA/Ampelsa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Zonasi wilayah laut menjadi fokus pemerintah untuk mewujudkan pengelolaan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sistem pengelolaan ini dipilih karena perairan di wilayah Indonesia barat sudah mengalami overfishing, sedangkan di wilayah timur banyak terjadi illegal fishing.

"Harus diciptakan kawasan konservasi yang di dalamnya ada zonasi untuk mengakomodasi nelayan," kata Kepala Sub-Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas, Setiawati, seusai acara seminar "Thought Leadership Forum" yang diselenggarakan The Nature Conservancy (TNC) di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, Kamis, 14 November 2013.

Melalui sistem zonasi, wilayah laut akan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai peruntukan seperti halnya kawasan taman nasional. Bagian-bagian itu antara lain zona inti, penangkapan ikan, ekoturisme, dan situs budaya. "Zonasi membantu pemanfaatan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan," ujarnya.

Country Director TNC, Rizal Algamar, mengatakan pemerintah menargetkan zonasi laut mencapai 20 juta hektare pada 2020. "Saat ini 16 juta hektare sudah dipenuhi," kata dia. Dari jumlah itu, TNC berperan serta dalam pembentukan zonasi laut seluas 6 juta hektare di wilayah Indonesia timur.

Ia mengatakan zonasi laut diperlukan agar nelayan menangkap ikan di wilayah yang tepat. Melalui penelitian, wilayah laut dapat dipetakan ke dalam beberapa zonasi yang berkaitan dengan keberadaan ikan. Zona pemijahan, misalnya, menjadi lokasi yang terlarang untuk kegiatan penangkapan ikan karena dapat mengganggu siklus populasi dan stok ikan pada masa mendatang.

Zonasi laut menjadi penting karena tren saat ini menunjukkan nelayan semakin kesulitan memperoleh ikan. Bahkan nelayan harus memacu perahunya semakin jauh ke tengah lautan sehingga ongkos menangkap ikan lebih besar dibanding hasil tangkapan ikannya. "Secara ekonomis ini tidak memungkinkan nelayan untuk bertahan," ujar Rizal.

Director of External Affairs TNC, Sapto Handoyo Sakti, mengatakan sistem zonasi laut sudah diterapkan di Nusa Tenggara Timur. Tim peneliti TNC memperkenalkan sistem zonasi dan memberdayakan masyarakat nelayan di sana. Sektor industri perikanan juga digandeng supaya hanya menerima ikan hasil tangkapan dari zonasi yang tepat. "Zona pemijahan tidak boleh diganggu," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan sistem ini, nelayan yang hanya menjaring ikan di zona penangkapan dapat menjual hasil tangkapannya ke industri perikanan yang berkelanjutan. Mereka akan memperoleh harga yang lebih baik sebagai semacam insentif karena telah menerapkan sistem menangkap ikan yang ramah lingkungan.

Isu kelautan menjadi salah satu fokus utama dalam forum KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, pada Oktober lalu. Kondisi geografis negara-negara anggota APEC yang memiliki garis pantai membuat forum sepakat untuk memprioritaskan isu-isu yang berhubungan dengan laut.

"Sudah sepakat di APEC dan mulai tahun depan sudah masuk mekanisme kerjanya," kata Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Arto Suryodipuro. 

Ia mengatakan APEC sudah 10 tahun membahas isu kelautan. Namun perhatian terhadap isu kelautan semakin besar sejak World Ocean Conference dan Coral Triangle Summit tahun 2009. 

Isu kelautan, Arto melanjutkan, tidak hanya seputar kebersihan laut, ketahanan pangan, dan perubahan iklim. Pengembangan pariwisata, sumber energi, dan transportasi berbasis kelautan juga mendapat perhatian. "Lebih banyak penduduk tinggal di daerah pesisir dan kegiatan ekonomi berbasis kelautan," ujarnya.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama (kiri-kanan) Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irawady, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dan Staf Khusus Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023. Tempo/Tony Hartawan
KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.


Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pakar bidang ilmu pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan  dan Ilmu Kelautan IPB University pada Sabtu, 27 Januari 2024 di Bogor, Jawa Barat.  Foto: Istimewa
Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.


Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas (Unand) Sakti Wahyu Trenggono saat diwawancarai awak media di Padang, Selasa, (31/10/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.


Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut


Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan pandanganya saat acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia bertajuk Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Dalam pidatonya Ganjar menyinggung minat anak muda untuk masuk ke dunia politik masih sangat sedikit hingga potensi lumbung pangan Indonesia akan keranah Internasional. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.


BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (BMKG)
BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.


Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ditemui di Senayan, pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.


Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang tergabung dalam komunitas Ocean Young Guards. Dokumentasi: Unpad.
Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.


RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

(Dari kiri) Kabiro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria, Sekretaris Kemenko Marves Ayodhia  G. L. Kalake, Plt. Asdep Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves Sora Lokita, dan Senior Advisor for Climate and Environmental Governance AIS Program Manager Abdul Wahib Situmorang dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 20 Juli 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.


Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Pematokan laut dengan cara dipagar bentangan batang bambu sepanjang 400 meter menyebabkan  nelayan pesisir Desa Jenggot  Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang  tak bisa melaut. FOTO: istimewa
Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.