TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati pasar gadget, Herry Setiadi Wibowo, menilai telepon seluler cerdas yang sekaligus berfungsi sebagai tablet, atau dikenal dengan istilah phablet, menjadi perangkat bergerak yang paling disukai saat ini, termasuk di Indonesia.
Di sisi lain, lantaran phablet mulai menyundul pasar tablet, ia memprediksi ukuran layar sabak ajaib ini bakal bertambah luas. “Mungkin tablet 10-14 inci malah akan populer,” kata dia. Nah, semakin tingginya permintaan perangkat bergerak ini akan menyebabkan tingginya kebutuhan aksesori pendamping.
Herry menyebutkan aksesori yang banyak diburu adalah headset Bluetooth berbentuk pena. Contohnya adalah perangkat buatan Samsung, yaitu HM5000 Pen Type Bluetooth 3.0 Headset. Samsung memproduksi aksesori tersebut untuk memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi ketika sedang bergerak.
Tak seperti headset Bluetooth pada umumnya, yang digunakan dengan cara dijepit di telinga, pena tersebut lebih praktis. “Cukup diselipkan di saku kemeja seperti pena biasa dan tidak banyak yang tahu kalau ini untuk menelepon,” ucap Herry.
Meski penggunaan perangkat Bluetooth di Indonesia masih kurang lazim, menurut dia, aksesori semacam itu akan disukai masyarakat. “Orang Indonesia senang mencoba beragam teknologi terbaru, dari yang murah sampai yang paling mahal.”
Dari sisi bisnis, Herry memperkirakan aksesori tersebut nantinya juga akan dibuat oleh pihak ketiga. “Jadi bukan hanya oleh vendor atau produsen yang menyediakan teknologi,” kata dia.
Peluang inilah yang harus dimanfaatkan oleh produsen lokal guna memperluas pangsa pasar. Sejumlah produsen perangkat bergerak dalam negeri sudah berhasil menyasar konsumen. Kini saatnya produsen menciptakan aksesori pendamping seperti yang sudah diperkenalkan oleh merek global.
Meski tidak mudah, hal tersebut tidaklah mustahil, mengingat orang Indonesia senang akan hal baru. “Orang Indonesia ibaratnya terombang-ambing, jadi tinggal diarahkan saja ke tren yang mana,” kata Herry.
SATWIKA MOVEMENTI