TEMPO.CO, Bogor - Tingginya antusias masyarakat untuk menggunakan fasilitas Kereta Api (KA) Pangrango jurusan Bogor-Sukabumi, membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah satu gerbong eksekutif dalam rangkaian KA Pangrango.
"Kami sudah menambah satu gerbong eksekutif di KA Pangrango sejak Sabtu (17 November) lalu. Penambahan dikarenakan meningkatkan kapasitas KA Pangrango rute Bogor-Sukabumi dari 368 kursi menjadi 418 kursi," kata Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I Jabodetabek, Sukendar Mulya.
Ia mengatakan, awalnya dalam satu rangkaian KA Pangrango, terdiri dari satu lokomotif, dua gerbong AC ekonomi, satu eksekutif, satu restoran, dan gerbong pembangkit. "Tapi saat ini jumlah gerbong dalam satu rangkaian menjadi delapan, karena terdiri atas dua kelas eksekutif dan tiga kelas ekonomi. Setiap kereta eksekutif berisi 50 kursi dan bertarif Rp 35.000 per orang. Setiap kereta ekonomi berisi 106 kursi dan bertarif Rp 15.000 per orang," tutur dia.
Penambahan gerbong ini untuk mengakomodasi permintaan masyarakat. Pasalnya, sebelum penambahan kelas eksekutif, tingkat keterisian KA Pangrango lebih dari 90 persen. "Banyak calon penumpang mengeluh tidak mendapat tiket, padahal mereka sudah lama mengantre yang akhirnya menunggu keberangkatan KA Pangrango jadwal berikutnya," kata dia.
"Jika animo masyarakat tetap tinggi, KAI mempertimbangkan menambah rangkaian lagi," ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya akan kembali menambah satu gerbong ekonomi AC dalam satu rangkian agar bisa mengakomodasi semua masyarakat. Bahkan berencana akan mengganti rel lintasan menjadi yang lebih besar dan kuat, agar KA bisa lebih dipacu guna memangkas waktu tempuh.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengatakan, rencananya pada tahun 2014 mendatang, akan ada penggantian rel sepanjang 29 kilometer antara Stasiun Bogor dan Stasiun Cicurug. "Selain itu, dari Stasiun Cicurug sampai Stasiun Sukabumi, sepanjang 21 kilometer untuk antisipasi tanah longsor di sepuluh lokasi dan perbaikan dua jembatan," kata dia.
M SIDIK PERMANA