TEMPO.CO, Jakarta -- Analis dari Trust Securities, Reza Pryambada, memprediksi pergerakan rupiah pada Senin esok tidak akan mengalami penguatan yang signifikan. Menurut, dia, esok rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 11.680-Rp 11.715 per dolar. Penguatan rupiah yang tidak signifikan tersebut disebabkan karena belum ada sentimen positif dari dalam negeri.
“Untuk Senin, pergerakan rupiah belum akan mengalami penguatan signifikan karena sentimen dalam negeri belum ada yang positif untuk menggerakkan rupiah. Kecuali hari Senin ada berita positif maka baru akan ada perubahan yang signifikan,” katanya pada Tempo di Jakarta, Ahad, 24 November 2013.
Menurut dia, salah satu sentimen positif yang bisa menguatkan rupiah esok adalah kabar baik dari lelang obligasi berdenominasi dolar. Reza mengatakan jika penyerapan dalam lelang tersebut cukup baik maka rupiah akan menguat cukup signifikan. “Kalau penyerapan cukup baik baru ada sentimen positif. Penyerapan positif kan berarti pelaku pasar asing masih percaya dengan kondisi ekonomi kita,” katanya.
Untuk sepekan ini, Reza memprediksi pergerakan rupiah akan sangat tergantung dari rilis data dari Amerika Serikat dan Jepang. Menurut dia, data dari Amerika Serikat yang akan dirilis pekan ini adalah data tenaga kerja dan klaim pengangguran.
Sementara rilis dari Jepang yang ditunggu pelaku pasar adalah komentar perdana menteri Jepang serta pernyataan Bank of Japan. Reza mengatakan jika data ekonomi Amerika positif maka akan timbul penilaian bahwa pengurangan stimulus akan segera dilakukan. Ketika pengetatan stimulus akan dilakukan maka nilai tukar dolar akan menguat termasuk terhadap rupiah.
“Ketika ada persepsi bahwa pada Desember stimulus akan benar-benar dikurangi maka ini akan memperkuat nilai tukar dolar dan rupiah pun melemah,” katanya. Reza memprediksi supporting level rupiah akan berkisar pada Rp 11.725-Rp11.735 sementara resistant level akan berkisar pada Rp 11.680-Rp 11. 690.
ANANDA TERESIA