TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menilai pembangunan infrastruktur selama kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono masih jalan di tempat. Menurut dia, selama ini, belanja infrastruktur yang masuk dalam anggaran belanja modal masih jauh di bawah anggaran belanja barang.
Enny mengatakan belanja modal bersifat investasi yang bisa menumbuhkan produktivitas. "Ini jadi persoalan. Karena, sampai dengan Oktober, realisasi belanja modal masih 45 persen, padahal dulu bisa sampai 70-80 persen," kata Enny seusai diskusi Proyeksi Ekonomi 2014 di Hotel Luwansa, Jakarta, Selasa, 26 November 2013.
Menurut Enny, pada rezim pemerintahan periode saat ini, tidak ada pembangunan infrastruktur baru. Ini berbeda pada saat periode sebelumnya. "Sekarang hanya bersifat pemeliharaan. Artinya, kualitas dari belanja modal itu sangat tidak memadai dengan kebutuhan," katanya.
Belanja infrastruktur tersebut, menurut Enny, bisa mendorong pertumbuhan sektor rill. Jika kebijakan pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan dengan baik, sektor tersebut akan terdorong. "Sekarang yang tumbuh sektor perdagangan dan jasa. Jadi, belum menjawab persoalan yang kita harapkan."
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terpopuler
Tommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce
Tiga Skenario PDIP Agar Jokowi Jadi Presiden
Ruhut Tantang Jokowi Berdebat
SBY Belum Balas Surat, Oposisi Australia Khawatir