TEMPO.CO, Sydney – Sebuah laporan dari Asian Development Bank (ADB) menuliskan, wilayah Pasifik akan menghadapi kerugian ekonomi yang serius akibat perubahan iklim. Oleh sebab itu, negara-negara di wilayah ini harus segera mengambil langkah yang serius.
Seperti dikutip dari AFP, Selasa, 26 November 2013, sebuah laporan bertajuk "Economics of Climate Change in the Pacific" menunjukkan bahwa kerugian bisa mencapai 2,9 sampai 15,2 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2100 mendatang.
Baca Juga:
Dalam laporan yang dirilis pada hari Selasa, 26 November 2013, ini disebutkan negara-negara kecil di dunia yang berada di wilayah Pasifik bisa terancam karena meningginya permukaan air laut akibat perubahan iklim. Permukaan air laut di beberapa negara ini bisa mencapai 1 meter.
Perubahan iklim juga berpotensi memberikan dampak pada sektor pertanian, perikanan, pariwisata, terumbu karang, dan kesehatan. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan bencana alam besar-besaran dan migrasi paksa.
“Semua negara di dunia harus berkontribusi dalam penanganan masalah ini, tak terkecuali negara yang berada di luar wilayah Pasifik. Mereka harus memberikan dukungan,” kata Direktur Jenderal ADB, Xianbin Yao.
Yao menuturkan, negara-negara penyebab perubahan iklim dinilai paling bertanggung jawab. Meski tidak disebutkan secara pasti negara-negara yang dimaksud. Namun, seperti sudah diketahui, Amerika, Cina, India, Australia, dan Uni Eropa merupakan negara pencemar utama di dunia yang memberikan dampak buruk bagi iklim.
ANINGTIAS JATMIKA | AFP
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi
Berita Terpopuler
Istana Rahasiakan Isi Surat Abbott
Orang Dekat Setuju Jokowi Nyapres
Ini Alasan KPK Periksa Boediono di Kantor Wapres
Mohammad Iriawan Ditunjuk Menjadi Kapolda Jabar
Diperiksa, Pengacara Minta Istri Anas Jujur