TEMPO.CO, Surabaya - Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya resmi menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan peralihan status itu melalui Peraturan Presiden Nomor 65 tertangal 1 Oktober 2013. “UIN secara resmi akan kami launching 4 Desember 2013,” kata Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, Abdul Ala, dalam jumpa pers, Rabu, 27 November 2013.
Menurut dia, butuh empat tahun bagi Sunan Ampel menjadi universitas. Nantinya, setelah menjadi UIN, kampus akan menambah beberapa fakultas dan program studi atau jurusan. Fakultas baru antara lain Fakultas Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Sains dan Teknologi, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Menurut Ala, pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai kampus, termasuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Airlangga. Kerja sama tersebut untuk menunjang tenaga pengajar di kampus baru. “Kalau dari SDM, kami sudah banyak melakukan kerja sama dari berbagai pihak,” kata Ala.
Ala mengatakan, perubahan itu untuk mengawal lestarinya Negara Kesatuan RI. Bagaimanapun, kata dia, NKRI harga mati bagi warga Indonesia. Setelah NKRI tercapai, ada tujuan yang lebih mulia, yaitu mencapai dan mengawal Islam Indonesia. “Islam Indonesia itu adalah Islam yang tidak hanya bisa menyalahkan, tidak hanya caci maki, tapi ada keselarasan,” katanya.
Sistem penerimaan mahasiswa baru tidak banyak berbeda dengan yang berjalan selama ini. Namun porsinya akan lebih banyak mengikuti mekanisme SNMPTN yang diatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kurang-lebih 80 persen. Sedangkan sisanya masuk dari jalur mandiri. UIN Sunan Ampel akan menghapus jalur penerimaan siswa berprestasi.
MUHAMMAD SYARRAFAH