TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kesehatan, Handrawan Nadesul, mengatakan sampai saat ini pemerintah perlu bekerja keras dalam mempersiapkan Jaminan Kesehatan Nasional. Alasannya, fasilitas kesehatan dan tenaga medis masih kurang. "Tak bisa menunggu pertambahan tenaga medis, jadi fasilitas kesehatan perlu direvitalisasi," kata Hendrawan ketika dihubungi, Kamis, 28 November 2013.
Hendrawan mengatakan, tanpa adanya program jaminan kesehatan saja Indonesia masih kekurangan dokter dan tenaga medis. Untuk kota besar seperti Jakarta, dia mengatakan, dokter dan tenaga memang sudah melimpah. Namun, kata dia, daerah pelosok masih kekurangan tenaga.
"Apalagi dengan adanya jaminan kesehatan, kunjungan akan lebih banyak," kata Handrawan. Menurut dia, masyarakat Indonesia memiliki paradigma: sering ke dokter meskipun tidak sakit. Pasien juga sering langsung berkunjung ke rumah sakit, meski penyakitnya bisa diobati lewat puskesmas.
Hendrawan mengatakan, tidak mungkin mempersiapkan tenaga medis dalam waktu yang tinggal sebulan. Solusinya adalah, lanjut dia, merevitalisasi fasilitas kesehatan yang ada dan tenaga medis perlu lebih sigap dalam menangani pasien.
Jaminan Kesehatan Nasional akan dilaksanakan per 1 Januari 2014. Jumlah peserta untuk tahap awal sekitar 121,6 juta jiwa dengan pertambahan peserta secara bertahap.
SUNDARI