TEMPO.CO, Kupang - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Husein Pancratius, mengatakan penyebaran HIV/AIDS sudah mencapai seluruh kabupaten dan kota di NTT, bahkan hingga ke desa dan kelurahan.
Menurut Husein Pancratius, berdasarkan temuan tim KPA NTT, banyak di antara penderita yang sudah pada fase AIDS. Kenyataan ini diakuinya mengindikasikan lemahnya deteksi dini. "Kurang koordinasi dari pihak-pihak terkait untuk mengurangi risiko HIV/AIDS," kata dia, Jumat, 29 November 2013.
Husein Pancratius menjelaskan, hingga saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di NTT 2.445 orang. Terdiri dari HIV 1.053 orang dan AIDS 1.392 orang. Sebanyak 493 orang di antaranya meninggal. Dia memperkirakan jumlahnya jauh lebih banyak dari yang terdata karena para penderita, termasuk yang rentan terjangkit HIV/AIDS, enggan memeriksakan diri.
“Di NTT, sebanyak 13 rumah sakit menyediakan klinik Voluntary Counselling and Test (VCT) untuk melayani pemeriksaan penderita HIV/AIDS,” ucap Husein Pancratius.
Anggota DPRD NTT, Servas Lawang, meminta KPA Provinsi NTT memperbanyak klinik VCT. Tidak hanya disediakan di rumah sakit, tapi juga di puskesmas. “Masalah HIV/AIDS harus mendapat perhatian yang serius,” ujarnya.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) awal Oktober 2013 lalu mengungkapkan, jumlah penderita penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Agustus 2013 mencapai 550 orang. Jumlah tersebut adalah yang terbanyak dibandingkan kabupaten dan kota lainnya di provinsi itu.
YOHANES SEO