TEMPO.CO, Surabaya - Bayi malang yang ditemukan pemulung di dalam kardus di kawasan Pegirian, Surabaya, Ahad lalu sudah punya nama. Bayi yang sempat ditolak dua RSUD di Kota Surabaya itu diberi nama Irsyad.
Wakil Direktur Utama RS Al Irsyad Iwah Prestiono membenarkan bahwa bayi itu dinamakan Irsyad . Menurut dia, penamaan itu hanya bersifat sementara. “Diberi nama sesuai rumah sakit yang merawatnya, Al-Irsyad,” kata Iwah, Rabu, 4 Desember 2013.
Baca Juga:
Namun, kata Iwah, nama ini belum permanen, hanya panggilan sementara saja. "Supaya gampang memanggilnya. Kalau sudah ketemu orang tua atau pengadopsi, terserah mau dikasih nama siapa," kata Iwah.
Bayi Irsyad ditemukan pemulung Ahmad Zaini, Ahad lalu, dalam kondisi tidak mengenakan pakaian dengan tali pusar dipotong seadanya. Oleh pemulung, bayi itu dibawa ke Kepolisian Sektor Simokerto.
Polisi lalu membawanya ke Rumah Sakit Al-Irsyad yang memang lokasinya berdekatan. Polisi lalu berinisiatif untuk memindahkan bayi tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soewandhie, Surabaya. Harapannya, posisi bayi yang berada di rumah sakit pemerintah akan lebih memudahkan koordinasi mengenai nasib bayi malang tersebut.
Tapi di rumah sakit pelat merah itu, bayi malah ditelantarkan. Demikian pula saat hendak dipindahkan ke RSUD dr. Soetomo. Akhirnya, bayi itu dibawa kembali ke RS Al-Irsyad.
Kasus penelantaran bayi oleh dua RSUD itu pun diberitakan secara nasional. Berita ini adalah antiklimaks demo dokter yang menolak kriminalisasi dokter seminggu sebelumnya.
DEWI SUCI RAHAYU