TEMPO.CO, Singapura – Kerusuhan yang terjadi di Little India, Singapura, Minggu malam, 8 Desember 2013, berawal dari kecelakaan lalu lintas. Sebuah bus menabrak penyeberang jalan keturunan India.
Seorang saksi sempat merekam kerusuhan itu dengan kamera. Dalam rekaman yang diunggah satu jam setelah kecelakaan itu massa terlihat membabi buta. Seorang pria memecahkan jendela bus dengan tongkat, yang lain menumpahkan tempat sampah dan merusakan kaca depan.
Massa terus bertambah, bersorak-sorak sambil melontarkan sumpah serapah dalam bahasa Tamil. "Beberapa menit kemudian, kerumunan massa menjadi beringas," kata seorang saksi.
Ambulans dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) dan sebuah mobil patroli polisi segera tiba di tempat kejadian, perempatan Race Course Road dan Hampshire Road, sekitar pukul 21.23.
Ketika tim SCDF berusaha menyelamatkan korban yang terjebak di bawah bus dengan pompa hidraulik, satu kelompok massa tiba-tiba menyerang. “Proyektil dilemparkan ke arah anggota SCDF yang sedang mengeluarkan jenazah,” kata juru bicara SCDF.
Massa terus bertambah dan kian tak terkendali bahkan setelah polisi tiba. “Beberapa di antara pria menyalakan botol-botol bir, lalu melemparkannya ke arah polisi. Saya melihat sedikitnya 10 botol,” kata seorang saksi yang sedang menunggu di stasiun MRT Little India.
Polisi memperkirakan jumlah massa sekitar 400 orang. Dua mobil polisi dan satu ambulans turut menjadi sasaran. Kendaraan itu dibakar dan meledak. Total sembilan kendaraan SCDF dan mobil polisi rusak dalam insiden tersebut.
Menurut SCDF, 18 korban termasuk empat petugas SCDF dilarikan ke Rumah Sakit Tock Seng. Polisi mengatakan 10 anggotanya juga cedera dalam kerusuhan tersebut. Sopir bus masih menjalani operasi untuk mengobati luka dalam di leher. Kondektur bus juga luka-luka.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam laman Facebooknya, Senin pagi, 9 Desember 2013, menyesalkan kerusuhan tersebut. “Situasinya sekarang terkendali, penyelidikan sedang dilakukan. Apa pun yang memicu kerusuhan tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan, perusakan dan tindakan kriminal. Kami akan berusaha keras mengidentifikasi pelaku dan menyelesaikannya lewat jalur hukum,” tulis Lee.
“Saya meminta seluruh warga Singapura untuk tetap tenang. Kirim informasi apa pun kepada polisi, foto atau video insiden yang kalian miliki. Saya berharap para petugas yang luka-luka dapat segera sembuh,” tambah dia.
Insiden itu mengejutkan banyak orang, karena tidak pernah terjadi sejak kerusuhan rasial tahun 1964.
STRAIT TIMES | NATALIA SANTI
Terpopuler
Kenapa Kicauan Farhat Bikin Dhani Kesal pada Maia?
Pendukung Jokowi Nyapres Beraksi di Monas
Hasil Pertandingan Liga Primer Inggris
Diejek Farhat, Dhani Minta Maia Klarifikasi