TEMPO.CO, Malang - Dosen Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sekaligus penanggungjawab kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD), Hutomo Moetajab, menyatakan siap bertanggungjawab atas kekerasan yang dilakukan mahasiswa senior kepada juniornya. Kekerasan fisik itu menewaskan seorang mahasiswa, Fikri Diolasmantya.
Hutomo mengaku siap menerima sanksi, dari penurunan pangkat sampai pemecatan. "Saya ambil tanggungjawab penuh dan siap diadili," kata dia, Selasa, 10 Desember 2013.
Baca Juga:
Menurut Hutomo, kelalaian yang dilakukan oleh para mahasiswa saat KBD merupakan kesalahan dia karena tidak mengawasi secara ketat. Meskipun selama kegiatan itu ada seorang dosen yang mengawasi setiap hari, dosen itu tidak menginap bersama mahasiswa. "Mahasiswa kan beda dengan anak SMA yang harus dijaga 24 jam. Mereka sudah pada dewasa, jadi kita percaya saja," kata Hutomo.
Hutomo tak menampik bahwa 110 panitia KBD telah melakukan tindakan di luar batas. Misalnya, memberi air minum yang sangat minim sehingga para peserta mengalami dehidrasi. Namun Hutomo menyangkal terjadinya kekerasan yang menyebabkan kematian. Ia juga membantah telah terjadi pelecehan seksual terhadap mahasiswi berupa pemaksaan melakukan oral seks pada singkong berbentuk kelamin pria.
Tak Ada Kekerasan...