TEMPO.CO, Bandung - Jumlah Sekolah Menengah Atas dan sederajat yang teridentifikasi curang dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 tercatat naik hampir 50 persen dibanding pada SNMPTN 2012. "Mencapai 140 sekolah," kata Akhmaloka, mantan Ketua Panitia SNMPTN, di Bandung, Rabu malam, 11 Desember 2013.
Angka tersebut melambung tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya 100 sekolah, dan setelah diperiksa ulang, 20 sekolah terbukti bersalah. Mereka diberi sanksi berupa penutupan akses sehingga siswa di sekolah itu tidak dapat mengikuti SNMPTN
Panitia masih memeriksa kecurangan dalam SNMPTN 2013. "Indikator kecurangan adalah perbedaan angka nilai yang dikirim sekolah ke panitia dengan berkas yang dibawa siswa saat mendaftar ulang," ujar Akhmaloka.
Namun panitia menghapus sanksi penutupan akses karena siswa yang mengikuti SNMPTN 2014 tidak "menanggung dosa" senior mereka. "Kami ganti dengan pemecatan kepala sekolah oleh Dinas Pendidikan," kata Rektor Institut Teknologi Bandung itu. Ketentuan tersebut berawal dari permintaan beberapa kepala daerah yang tidak ingin siswa terkena imbas dari perbuatan yang tidak mereka lakukan.
SNMPTN merupakan satu di antara tiga jalur masuk ke perguruan tinggi negeri. Tanpa tes tertulis atau keterampilan, seleksi calon mahasiswa baru di antaranya berbekal prestasi akademik selama di SMA dan sederajat, ujian nasional, dan prestasi lain.
ANWAR SISWADI
Topik Terhangat
Kecelakaan Kereta Bintaro | SEA Games Myanmar | Pelonco Maut ITN | Dinasti Atut | Mandela Wafat
Berita Terpopuler
Kisah Penjaga Palang Kereta 1: Mual Lihat Mayat
Teknisi Beri Isyarat Kereta Akan Menabrak
Petugas KA Bintaro Korbankan Nyawa Demi Penumpang
Jokowi: DKI Terlambat Bangun Terowongan