TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan antara kereta komuter dengan truk pengangkut Premium yang menewaskan tujuh orang dan melukai 83 lainnya pada Senin, 9 Desember 2013 lalu mengingatkan pada tragedi serupa pada 19 Oktober 1987. Lokasi kedua tragedi hanya berjarak ratusan meter di kawasan yang sama, yakni Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Hanya saja kecelakaan pada 26 tahun lalu memang lebih tragis. Memang tidak ada ledakan, tapi tabrakan justru lebih mematikan karena terjadi frontal antara dua rangkaian kereta.
Nahas dengan korban tewas yang mencapai 139 orang dan luka berat 123 orang itu direkam oleh musikus Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul 1910. 1910 merupakan tanggal dan bulan kala peristiwa nahas itu terjadi.
"Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata… air mata…
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata… air mata," sepenggal lirik dari lagu 1910.
Melalui 1910, penyanyi dan pencipta lagu bernama asli Virgiawan Listanto, berusia 52 tahun, mencoba menggambarkan betapa mengerikannya tragedi masa silam tersebut. Ungkapan dalam lirik 1910 dapat menjadi pelajaran dan bahan renungan kepada semua orang untuk mengenang peristiwa itu dan sejatinya mencegah tragedi serupa terulang.
Baca juga: Slank Bicara Tragedi Bintaro
RINA ATMASARI
Topik Terhangat
Kecelakaan Kereta Bintaro | SEA Games Myanmar | Pelonco Maut ITN | Dinasti Atut | Mandela Wafat |
Berita Terpopuler
Leonardo DiCaprio Bakal Jadi Pembalap Formula
Fantastic Fatin, Menengok Keseharian Fatin Shidqia
Selebriti Hollywood Ternyata Dibayar Berlebihan
Bimbim Slank Bicara Tragedi Kereta Bintaro