TEMPO.CO, Moskow – Rusia menyatakan tidak akan keberatan untuk berbagi wilayah Kutub Utara dengan negara-negara lain, seperti Kanada dan Denmark. Pernyataan ini disampaikan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rusia, Rabu, 11 Desember 2013.
“Sebenarnya batas landas kontinen di Samudera Utara tidak perlu jadi masalah, baik hari ini maupun esok,” kata Menteri Sergei Donskoy, seperti dikutip dari kantor berita Xinhua.
Awal pekan ini, Kanada mengajukan klaimnya untuk memperluas teritorial di Kutub Utara. Meski saat ini bukti ilmiah yang diajukan belum cukup mendukung klaim tersebut. Namun, Ottawa mengatakan saat ini mereka tengah melakukan lebih banyak lagi pengerjaan untuk memastikan pengajuan klaim tersebut kepada PBB.
Donskoy menuturkan, baik Rusia, Kanada, dan Denmark memiliki kepentingan bersama untuk membujuk Komisi PBB tentang Batas Landas Kontinen (CLSC) agar dapat memenuhi klaim mereka.
Kutub Utara yang diketahui kaya minyak ini memang belum dimiliki negara mana pun sampai sekarang. Namun, kekayaan kandungan minyak yang mencapai 90 miliar barel atau sepertiga cadangan bumi ini membuat banyak negara berlomba-lomba mengajukan klaim kepemilikan, seperti Rusia, Kanada, Denmark, Amerika Serikat, dan Norwegia.
Baca Juga:
Sesuai aturan internasional, semua negara bisa mengajukan klaim wilayah samudera di luar batas 200 mil. Namun, negara tersebut harus membuktikan bahwa dasar laut yang dimaksud merupakan kepanjangan dari ujung benua mereka.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Topik Terhangat
Kecelakaan Kereta Bintaro | SEA Games Myanmar | Pelonco Maut ITN | Dinasti Atut | Mandela Wafat |
Berita Lainnya
Airin dan Boediono Pernah Bahas Pelintasan KA
Tragedi Bintaro, Sopir Truk Terancam 12 Tahun Bui
Tragedi Bintaro I dan II Terjadi Hari Senin
Dirampok John Weku, Anggita Akui Rugi Rp 60 Juta