TEMPO.CO, Semarang - Pengelola terminal peti kemas PT Pelabuhan Indonesia III berharap PT Kereta Api Indonesia (KAI) bisa membuka kembali jalur angkutan barang hingga ke Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah. Akses kereta api ke pelabuhan dinilai membantu pengusaha mengangkut produk ekspor sebelum dikapalkan.
"Angkutan PT KAI dapat menjadi solusi di tengah banyaknya hambatan angkutan truk," kata Manajer Umum Terminal Peti Kemas Semarang, Iwan Sabatini, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 12 Desember 2013.
Iwan mengatakan, angkutan kereta merupakan jawaban atas persoalan infrastruktur jalan yang banyak dikeluhkan pengusaha. Ditambah birokrasi jalan raya di Jawa Tengah yang harus dipenuhi pengusaha. Akibatnya, proses pengapalan produk ekspor sering terlambat karena truk pengangkut kurang efektif dalam pengiriman ke pelabuhan. "Jalan sering macet dan pungutan liar membuat ekonomi berbiaya tinggi," katanya.
Iwan menilai, dibukanya angkutan kereta tidak akan merugikan PT KAI. Alasannya, banyak pengusaha asal Jakarta dan sekitarnya eksodus ke Jawa Tengah akibat pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, semakin padat. Pengelola Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Mas saat ini sedang gencar menambah fasilitas layanan, selain meningkatkan infrastruktur lapangan tumpukan hingga 600 meter persegi dari luasan lapangan awal hanya 495 meter.
Perbaikan lain yaitu menambah panjang dermaga dan kedalaman dari 8 meter menjadi 10 meter. Tujuannya, memudahkan kapal besar berlabuh. Pengembangan pelabuhan yang menghabiskan anggaran Rp 235 miliar itu dipastikan selesai pada 2015 dan berfungsi pada 2016. "Ditambah fasilitas pengangkat peti kemas dan angkutan dalam secara otomatis tanpa awak," ujarnya.
Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasional IV Semarang, Eko Budiyanto, mengatakan siap melayani keinginan otoritas pelabuhan Tanjung Mas. PT KAI menjalankan sejumlah jalur kereta yang dulu pernah digunakan untuk pengangkutan logistik ke pelabuhan. "Tapi, aktivasi jalur menjadi kewenangan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan," katanya.
Menurut Eko, usulan Iwan senada dengan target PT KAI yang membidik 60 persen layanannya untuk angkutan barang. Saat ini layanan PT KAI paling banyak untuk penumpang sebesar 60 persen, dan sisanya angkutan barang. Di Jawa Tengah, PT KAI baru sedikit melayani angkutan barang. "Baru bekerja sama dengan biro jasa pengiriman barang," katanya.
EDI FAISOL