TEMPO.CO, Situbondo-- Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampaouw, mengatakan, akan menambah indukan banteng (Bos Javanicus) untuk program pembiakan semi alami di Taman Nasional Baluran. "Kami siap menambah 3-4 ekor indukan lagi," kata Tony kepada wartawan, Jumat 12 Desember 2013.
Menurut Tony, komitmen itu untuk mendukung penambahan populasi banteng di Baluran sesuai penandatangan kesepakatan yang dilakukan dengan Balai Taman Nasional Baluran. Kerjasama itu ditandatangani Kamis kemarin 11 Desember dan berlaku 5 tahun. Dia berharap pada lima tahun mendatang, pembiakan semi alami itu bisa menghasilkan 10 anakan banteng.
Tony menjelaskan, pembiakan semi alami saat ini merupakan anjuran dunia untuk menambah populasi satwa. Bila dari program pembiakan itu jumlah satwa telah banyak maka bisa dilepaskan ke alam.
Taman Safari menghibahkan 3 indukan (2 betina dan satu jantan) untuk program pembiakan semi alami di TN Baluran. Pada 31 Oktober 2013, induk bernama Tina melahirkan bayi banteng yang kemudian diberi nama Nina. Nama itu kepanjangan dari nama kedua indukannya: Doni dan Tina. Nama tersebut diresmikan oleh Kepala Subdirektorat Pengawetan dan Pemanfaatan Jenis Kementerian Kehutanan, Agus Sriyadi Budi Sutito Rabu kemarin, 11 Desember.
Kepala Balai TN Baluran Emy Endah Suwarni, mengatakan, program pembiakan semialami ini bertujuan untuk mengembalikan populasi banteng Jawa (bos Javanicus) di Baluran. Pada 1970 jumlah banteng yang tercatat antara 150-200 ekor. Ternyata, 33 tahun kemudian, tepatnya 2003, jumlah banteng menurun 70-100 ekor.
Populasi banteng makin mengkhawatirkan pada 2010 hanya terpantau ada 15 ekor. Kemudian 2011 tercatat 19 ekor dan 2012 sebanyak 26 ekor. "Jumlah ini belum tentu akurat karena hanya mengandalkan pengamatan di pos pantau," kata Emy.
IKA NINGTYAS
Berita populer:
Samad: Siapa Atut, sehingga KPK Harus Takut?
Kontroversi Paus Fransiskus
Mayat Korban Pelonco ITN Mengeluarkan Sperma
Aturan SNMPTN 2014 Berubah