TEMPO.CO, Ponorogo - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan groundbreaking atau tahap awal dimulainya pembangunan tiga waduk di Jawa Timur, Selasa, 17 Desember 2013. Acara peresmian dipusatkan di kawasan Waduk Bendo, Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Adapun dua waduk lainnya yang tahap pembangunannya dibuka secara resmi oleh Djoko adalah Waduk Tukul di Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Waduk Gongseng di Kecamatan Temayang, Bojonegoro. "Biaya pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional secara bertahap, dan akan selesai pada 2017," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Yudi Pratondo.
Ia menjelaskan, alokasi anggaran pembangunan Waduk Bendo di Ponorogo sekitar Rp 600 miliar. Uang sebanyak itu untuk membangun waduk yang memiliki daya tampung air 43 juta meter kubik dan bisa mengairi lahan pertanian seluas 3.299 hektare. Pelaksana pembangunan dari proyek tersebut adalah PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Nindya Karya.
Untuk proses pembangunan Waduk Tukul di Pacitan yang dianggarkan Rp 570 miliar, pelaksananya adalah PT Brantas Abikarya. Sedangkan, anggaran untuk pembangunan Waduk Gongseng dialokasikan Rp 362 miliar dengan pelaksana proyek PT Hutama Karya. "Tiga waduk ini memiliki kapasitas tampungan air total 75 juta meter kubik," katanya.
Tampungan air itu, kata Yudi, mampu mengairi lahan pertanian seluas 14.600 hektare. Adapun air baku yang dihasilkan mencapai 1.400 liter per detik. Ia optimistis keberadaan tiga waduk tersebut bisa mencukupi kebutuhan air di Kabupaten Ponorogo, Pacitan, dan Bojonegoro. "Juga bisa berfungsi sebagai pencegah banjir sekaligus tempat pariwisata."
Baca Juga:
Djoko Kirmanto mengatakan, pembangunan waduk merupakan upaya penerapan pengelolaan air secara baik. Di saat musim hujan, air yang jatuh ke bumi bisa tertampung. Hal ini akan meminimalisir terjadinya bencana banjir. Selain itu, ketika musim hujan, katanya, air di dalam bendungan bisa digunakan untuk irigasi lahan pertanian. "Waduk hanya salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir. Yang lebih utama dengan menanam pohon," ujarnya.
Ditanya tentang target penyelesaian pembangunan hingga 2017, ia menilai terlalu lama. Karena itu Djoko berharap agar proyek infrastruktur yang sumber dananya dari APBN rampung lebih awal. "Kalau bisa diselesaikan 2016, pada 2017 sudah bisa dimanfaatkan," ujarnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO